Sponsor

Tampilkan postingan dengan label keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keluarga. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 Mei 2018

Pendamping Kencan

"Jadi, orangnya kaya gimana?"
"Ah, pokoknya ngikut aja, aku yang bonceng! kamu lelet soalnya.."
Aku diem sambil mandangin sahabat akrabku dari kecil itu sambil geleng-geleng kepala. Dia, si Eva (nama disamarkan, demi kemaslahatan bersama) lagi sibuk bedak-an (kegiatan make-up pakai bedak, bukan bedakan sejenis kost-an.pen) di kamar aku. Rencana nya, hari ini dia mau ketemuan sama gebetannya, Madan. Dan aku yang muke polos ga tau cerita ini disuruh nemenin dia kencan. Sambil terus bedak-an, dia ngomong lagi.

"Daripada bengong, mending kamu baju-an deh.." katanya sambil memoles lipgloss  di bibirnya.
"Lah, ini udah baju-an..." Mendengar aku ngomong gitu, Eva mandangin aku dari atas sampai bawah.
"Yang kaya begitu kamu bilang udah siap? Gantiiiiiiiiiii..."
Aku buru-buru buka lemari. Apa yang salah dengan kaos Spongebob dan celana kain hitam tiga perempat?
"Yang kece-an dikit napa, baju nya rumahan banget sih, berasa bawa pembantu ntar" Aku menggerutu dalam hati. Anjay lah Eva.. Ya mau gimana lagi, aku emang ngga bisa dandan kan. Selesai aku ganti baju, Eva selesai dandan.
"Nah, gitu dong.. mendingan dikit kan.. Yuk!" Eva mengambil tas bahu favorit dia dan kunci sepeda motor Shogun biru milikknya.

Btw, percakapan diatas berlangsung sekitar 11 tahun yang lalu. Sewaktu aku duduk di kelas 2 SMP.


Aku dari dulu terkenal tertutup. Terutama dalam hal tentang cowok. Bahkan sampai sekarang. Boro-boro ngajak kenalan, suka aja susah. Paling cuman ngeliatin, trus udah. Tau sih dan bisa bedain yang mana ganteng anugerah dan kurang ganteng mutlak. Tapi ya cuma sebatas itu, dan Alhamdulillah.
Sayangnya, kalau udah jatuh hati sama seseorang, mampuslah. Bisa sayang banget. Mesti dijagain atau nggak malah berubah jadi ninggalin banget.

Waktu itu kelas 2 SMP. Zaman SMP adalah zaman dimana aku lagi alay-alay nya. Dan alhamdulillah alaynya nggak publikasi. Kealayan zaman SMP ala aku adalah nulis-nulis diary tentang kejadian sehari-hari, tuker-tuker biodata sama temen-temen, kirim-kirim salam (buat diri sendiri, hiks) dan request lagu di radio. Serta... nemenin sahabat aku kencan. Ya, nemenin.

Eva, sahabat aku yang satu ini semenjak lulus eSDe dan pisah sekolah, kudengar dia ngegaul abis. Dulu masya Allah cupu bareng sama aku. Bedanya, aku lanjut ke SMP masih cupu dan dia udah engga. Yang aku dengar dia uda beberapa kali gitu kenal-kenalan sama cowok trus jalan atau semacamnya lah. Kita emang deket sih rumah tapi jarang banget ketemu karena beda sekolah. Apalagi aku sekolah di SMP Favorit yang lumayan ketat peraturan sekolah, dan mengutamakan akademik.

Kali ini, dia mampir ke rumah dan sengaja ngajak aku jalan bareng dia buat ketemu gebetannya di daerah Martapura. Kaos yang-kata-dia rumahan itu udah aku ganti jadi atasan ditambah cardigan dan celana jeans panjang. Sumpah, tampilan kaya gini kalo udah acara bebasnya sekolah atau acara lainnnya yang penting banget. Biasanya aja juga paling baju kaos favorit. Tapi kali ini dia udah bosen dengan tampilan tomboy aku dan minta aku ganti baju, alhasil.. dandanan jadi beda dan kurang aku banget.

Sesampainya di rumah gebetannya, Madan, ternyata sudah pada ngumpul beberapa orang dan sepertinya Eva udah pada kenal sama mereka. Ada ceweknya juga sih berdua. Dalam hati aku menyumpah keras. Aku paling benci situasi kayak gini. Dan benar saja, tak lama kemudian, Eva ngomong,
"Ky, kamu ntar sama Didy ya.. aku boncengan sama Madan"
Aku memandang seseorang yang bernama Didy. Dia memakai topi hitam, baju kaos hitam kebesaran  dan tersenyum. Anjay. Apa-apa-an ini.. Apa semacam konvoi berpasang-pasangan? Lagian siapa ni orang, main oke-oke aja bonceng aku?! Aku langsung melototkan mataku ke arah Eva tapi dia senyum-senyum sambil naik motornya yang udah siap dikendarain Madan, gebetannya.

Mau nggak mau, aku naik motor yang dibawa oleh Didy. Sebisa mungkin aku menjaga jarak agar tidak tersentuh. Gila aja naik motor ama orang asing nggak dikenal. Berbekal doa yang terus-terusan aku komat kamitkan, dan kepercayaan aku sama sahabat asem kayak Eva, motor-motor kami melaju. Jumlahnya ada 4 buah motor berpasang-pasangan. Diantara 4 motor itu, cuma aku yang paling kaku. Sebisa mungkin aku nggak ngomong walaupun si Didy ini nanya-nanya sekolah dimana, temen Eva dari kapan, rumah dimana, dll. Kebanyakan aku cuma jawab seadanya.

Kami muter-muter di daerah Tanjung Rema Martapura, sampai akhirnya ke Jalan A.Yani dan berakhir di depan salah satu gerbang perkantoran di Banjarbaru. Kami memarkir motor berjejer di depan sana.
Anjay!
Ini meurak bulu!
Ini nongkrong!
Aku tidak terima!
Aku langsung turun dari motor dan nyamperin Eva sambil berbisik-bisik mengungkapkan kemarahan aku. Gila! Seumur-umur baru kali itu aku nongkrong. Yang biasanya aku ngata-ngatain orang-orang yang nongkrong, eh sekarang malah aku yang nangkring disana. Kalau masuk koran gimana? Kalau ketahuan bokap gimana? Kalau masuk mading sekolah gimana? Aku panik sendiri dalam diam.

Kalau aja sekarang aku nongkrong kaya begitu, bisa-bisa udah dirazia ama bokap sendiri. Trus masuk koran halaman depan.
Bukan sebuah prestasi banget.

Semenjak saat itu, aku selalu pilih-pilih kalau nemenin Eva jalan. Takut dibawa kayak waktu itu atau malah jadi obat nyamuk nemenin dia kencan. Ga asik banget kan dia satu kendaraan sama gebetannya dan aku ngiringin di belakang sendirian. Sampai SMA, Kuliah, bahkan kerja, aku kadang  masih sempet nemenin Eva kencan atau sekedar ketemuan. Eva..Eva.. alhamdulillah sekarang udah tobat cyin yaaaa, mungkin karena udah nemuin orang yang tepat, atau karena sering ketemu orang yang tidak tepat mulu?;)

Entah kenapa, dari dulu ampe sekarang, selalu jadi orang yang nemenin temennya kencan. Nggak usah temen deh, sepupu aku aja pernah aku temenin kencan. Bukan kencan ding, A Blind Date. 

Ceritanya, kakak sepupu aku punya kenalan lewat handphone, namanya NN. Dia kenal udah lama, sering telfonan trus SMS-an tapi nggak pernah ketemu karena kaka sepupu aku ada di Barabai dan si NN ada di Banjarbaru. Dan voila, sebagai sepupu nya yang tinggal di Banjarbaru, dia merasa beruntung karena bisa nanya informasi tentang Banjarbaru dan bisa dijadikan alasan liburan ke Banjarbaru buat ketemuan sama cowok yang bernama NN ini.

Alhasil, she's got it! Dia berhasil membujuk nyokapnya (uwa aku.pen) buat liburan ke Banjarbaru. Dia sih kayaknya bilang ke NN kalo dia bakal ke Banjarbaru buat liburan sekolah beberapa hari. Aku yang waktu itu kelas VI SD (kalo ga salah, berarti benar.pen) diajak buat sekongkol karna dia mau ketemu sama NN. Akhirnya dia datang dengan dijemput di depan Kantor Bank Mandiri, tempat yang biasanya orang-orang gunakan buat nyambang atau berenti'in angkot/taxi. Dulu sih disana bukan Kantor Bank Mandiri, tapi tempat hiburan anak-anak bernama TIMEZONE.

Hari sudah ditentukan, baju udah dimaksimal-in buat ketemu. Emang sepupu aku ini dasarnya cantik ya jadi aku aja sampe terkagum-kagum liat dia dandan. Atasan kaos 3/4 plus rok jeans 7/8. Dia siap buat ketemu NN sang pujaan hati. Sialnya lagi, aku dibawa -,-

Setelah janjian di tempat yang ditentukan, yaitu di Wartel Taruna Praja, di pertigaan Karang Anyar yang memang dulu tempat akses yang tepat dari arah Martapura, atau Loktabat (sampe saat ini, pertigaan ini jadi tempat eksis karena rame banget.pen), Sepupuku langsung jalan kaki dari rumahku yang kebetulan deket banget. Dia senyum-senyum sambil gandeng aku. Tangan satunya memegang handphone samsoeng berlayar biru miliknya. Sepertinya dia sudah bilang di sms kalo dia sedang dijalan. Begitu sampai di Wartel, sepi. Tidak ada orang. Hanya ada Mas-mas pakai kaus hitam aga pudar, dan topi agak berdebu. Celana pendek dan sendal bapak-bapak. (Seingatku, soalnya aku berusaha melupakan kenangan pahit itu. hahaha.pen). Kami yang celingak celinguk ke dalam Wartel tapi sepi, dan menemukan mas itu di depan, niatnya mau nanya. Baru ngeliat ke arah mas-masnya, mas nya sudah senyum. Tapi begitu menyadari sesuatu, kami langsung mundur dengan manis, dan buru-buru lari tunggang langgang. Aku sebagai pelari tercepat se SD langsung ngelonyor lari ke komplek sebelah. Sepupuku aga ketinggalan karena dia pakai rok. Begitu menemukan persembunyian yang tepat, alias di rumah kosong yang penuh dengan semak-semak, kami langsung ngos-ngos an.

"Gila! Pasti itu NN! Pasti! Hiiiiiii..."
"Aku ga mau balik kesana lagi, hiiii"
Belum selesai kami menggerutu, tiba-tiba handphone sepupuku berbunyi. dari NN. Kami langsung teriak dan lari lagi lebih jauh ke dalam komplek, dan sembunyi lagi. Berkali-kali telfonnya berbunyi dan tak diangkat sepupuku. Sampai akhirnya dia sms

"Fa... Kamu dimana? Aku nungguin kamu daritadi, disini sepi, cuman tadi hanya ada cewek cantik dan temennya satu pakai kacamata, itu kamu, Fa?"

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA... Kami langsung refleks teriak lagi dan sepupuku hampir membuang handphonenya. Tapi buruburu ku cegah dan kusuruh matikan saja. Dia ngos-ngos an sambil menggerutu.

"Baju hitam apanya, itu kubas! Lebih ke coklat!"
"Sendal jeans? itu tadi sendal bapak bapak"
"Eh dia tadi pakai kalung di leher, pasti kalung yang sering dijual di pameran" Aku ikut menimpali penampilan mas-mas tadi.
"Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..." Sepupuku bergidik ngeri.
"Gawat benar tadi sempet janjian mau jalanjalan ih, tadi yang terlihat cuma motor astreya lama. Aaaaaaaa"
"Aaaaaa" aku ikutan teriak karena sempet ikut-ikut an telfon-telfonan sama mas NN ini.
Ternyata suara merdu di telefon tidak bisa menjanjikan banyak. Kami berdua jelas tertipu dengan suara merdunya di telefon. Harapan bertemu seperti Samuel Rizal, yang terjadi malah ketemu Dede Sunandar. Kentara abis.

Setelah dirasa aman, dan karena kaki kami gatal-gatal sembunyi di semak-semak, kami akhirnya memutuskan untuk pulang dengan berkeliling lewat jalan pintas (nerobos rumah warga.pen).
Semenjak kejadian itu, Sepupuku jera buat kenalan kenalan lewat nomer handphone.

Beberapa waktu berlalu, ketika aku ke Barabai lagi ke tempat sepupuku, uwa ku cerita kalo dia (sepupuku.pen) pacaran sama dokter.
Setdah, waktu itu dia masih SMU, kelas 1 apa 2 kalo ga salah. Pacarnya dokter, dan bentar lagi ngambil spesialis katanya? Wow. Naik Kasta banget.

"Dokternya kuliah di Banjarbaru lho. di FK Unlam"
"Iya ya uwa? Wah bisa ketemua nih kalo nanti ke Banjarbaru" Kataku. Soalnya katanya dia belum liat orangnya. Seperti biasa, A blind date lagi. Tapi kali ini katanya pacaran. Begitu kulihat muka kaka sepupuku, sepertinya dia disuruh uwa buat deket sama si dokter itu. Ini keajaiban. Sepupuku kan ga dibolehin pacaran sama uwa. Tapi begitu denger anaknya deket sama dokter, pintu itu terbuka.

Masalahnya, gimanakah rupa si dokter itu?
Masalahnya, apa sepupuku mau?

Akhirnya, dia ke Banjarbaru lagi buat liburan. Dan sudah dapat dipastikan, kali ini aku bakal dia bawa buat cek in cek target ketemuan kali ini. Setelah tempat yang ditentukan buat janjian deal, aku dan dia berangkat. Tempat janjiannya adalah depan Komplek Perumahan Listrik II, berseberangan dengan Museum Kota Banjarbaru. Aku dan Sepupuku di jalan. Kali ini dia tampak lebih tenang. Hmmm mencurigakan. Tak lama kami sampai dan berhenti di gang kecil samping Museum. Dari sini kelihatan jelas jalan Perumahan Listrik II.

"Lah? Kok berenti di sini kak?"
"Sssttt diam aja, perhatiin sana gerbang kompleknya"
aku memandang ke seberang. Kosong, hanya ada perempuan baju putih yang berdiri di pinggir jalan. sepertinya sedang menunggu angkot.
"Trus?"
"Udah diam aja"

Tiba-tiba telefon berbunyi. Dengan sigap sepupuku mengangkat.
"Ya? Udah daritadi ko di depan. Iya..iya.. iya baju putih.. yaudah berangkat aja"

Tak lama setelah sepupuku menutup telefon, datang motor dari arah kejauhan dan berhenti perlahan di depan komplek, di samping mbakmbak berbaju putih itu. Mereka terlihat berbicara. tak lama, si pengendara motor membuka helm nya dan mengeluarkan handphone, sepertinya mau menelfon.

"Arrgghhh... tuhkan. Muka nya tua! Untung belum ketemu.. Duhh.. kalau kaya gini aku nggak mau ah.." Sahut sepupuku yang memang punya selera tinggi. Tiba-tiba telefonnya bunyi. dari Sang Dokter.

"Ya?" Sahut sepupuku.
"Kamu di mana? Katanya nunggu di depan gerbang, aku sudah disini nih. Aku cuma ketemu sama mba-mba yang kebetulan berbaju putih juga."
"Oiya ya? Aku di jalan nih di panggil mamah disuruh pulang, tadi udah kelamaan di jalan. Lain kali aja ya ketemu nya. Sorry"
"Tapi Fa..."
Tut. Tut. Tut.

"Ja'at banget sih" Aku yang tiba-tiba punya hati nurani berkomentar.
"Kita ngga jahat sayang. Liat, kita memang pake baju putih, dan ga sepenuhnya bohongin dia. Lagian kita juga emang lama di jalan kan sudah"
"Tapi kan kita ngga di telefon uwa disuruh pulang.."
"Iya juga sih, tapi kan aku bilang ketemuannya di pending. Bukan berarti ga jadi. Udah ah yuk pulang"
Kami memutar balik sepeda motor ke arah pulang, mas-mas yang ternyata dokter itu melihat kami dari kejauhan.

Sampai rumah, si uwa malah nyariin si dokter.
"Mana? Jadi ketemu?"
"Ma, orangnya tua, aku ngga mau sama dia ih. Kiky aja liat tadi."
"Tapi kan dia dokter. Masa depan jelas."
Bla. Bla. Bla. Ya, sepupuku dimarahin. Uwaku menelfon si dokter dan meminta buat berkunjung ke rumah ku. Jengjengjeng.

Malamnya, si dokter datang.
Memang sih agak tua. Agak kurang fashionis menurutku. Datang kerumah dengan baju kemeja dan celana kain agak singkat. Setidaknya kalo dia bisa memadumadankan pakaian, yaa.. ada nilai plusnya lah setelah profesi dia sebagai dokter. Cara bicaranya juga agak kaku dan yah.....maaf.... agak maju sedikit.
Dalam kunjungan malam itu. Sepupuku lebih sering diam dan melotot ke arahku karena aku ketawain dia dari dalam kamar.

Sepupuku tidak jadian dengan si dokter. Tapi hubungan mereka berakhir baik-baik. Kudengar si dokter sekarang sudah menjadi dokter spesialis dan menjadi dokter teladan (kalo ngga salah.pen) dan ditempatkan di daerah. Dia sudah menikah dan punya anak.

Setelah kejadian itu, hidup sepupuku penuh dikelilingi lelaki-lelaki. Kadang dia sempat bercerita lewat sms/telfon, kadang aku mendengarkan ceritanya secara langsung ketika aku ke Barabai atau dia ke Banjarbaru. Lulus SMU dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Banjarbaru. Sudah bisa kuduga, kebersamaan kami makin intens. Mungkin di next posting aku bisa cerita tentang dia. Spesial. Huehehehe.

Sahabat lain yang sering aku temeni kencan adalah Marya. (nama disamarkan, demi kemaslahatan bersama.pen)
Sahabat kentalku dari pertama kuliah hingga saat ini walaupun kami sudah jarang banget ketemu. Kalo nggak salah aku pernah cerita tentang dia di postingan-postingan sebelumnya.
Aku sering banget nemenin dia ketemu dengan cowok-cowok. Entah sebagai pacar, gebetan, atau sekedar ketemu. Semua ceritanya pun aku tau. Dan ga salah kalo kami deket banget.
Dari yang berakhir bahagia, ataupun berakhir menyedihkan.

Ira, sahabatku dari SD juga pernah aku temenin kencan sama teman sekelasku. Dari neror neror lewat telfon, sampai ketemu langsung. Aku dan dia dan temen-temen lainnya rela nemenin dia nongkrongin wartel demi menelfon gebetannya itu. Ira dan Adit, cowok itu, nggak jadian. Tapi mereka jadi temen baik sampai sekarang.

Sampai cerita ini ditulis, Eva, Marya, dan sepupuku sudah menikah. Mereka telah menemukan kencannya masing-masing. Begitu juga dengan aku.
Eva menikah dengan teman satu kampus Magisternya. Marya menikah dengan orang Makassar yang awalnya berkenalan lewat instagram. Sepupuku menikah dengan teman masa kecilnya. Dan aku sendiri, si pendamping kencan mereka ini, menikahi nasabahku sendiri.

Jodoh memang misteri.






Minggu, 10 Juli 2016

Ada yang Hilang

Selamat Pagi.
Btw, Selamat Lebaran 1437H. Minal Aidin Wal Faidzin, Maaf Lahir Bathin.
Jadi gimana? Puasanya pada tunai?
Abis puasa gimana? Agak LEBAR-AN nggak?
Aku dong, iya...
Gimana engga, hari pertama lebaran udah dikasih yang kuah kuah gitu, ada kali empat porsi kuah semua. Gimana nggak lebar.
Oke, cukup tentang melebarnya aku, balik ke postingan.

Jadi, kali ini ramadhan kedua aku kerja, ramadhan pertama bareng si pacar, dan ramadhan terakhir melajang #Eaaa #Aamiin #Ngarep #Biarin #BiarJadiDoa #Barakallah

Jadi ya gitu, satu bulan kerja di Bulan Ramadhan kayak tahun sebelumnya dan entah kenapa kalo bulan ramadhan trus dibawa kerja bawaannya jam jadi cepeeeet gitu, eh tau tau udah istirahat eh tau tau pulang. Yang anjoy banget kadang karena waktu terlalu cepat berjalan dan kerjaan masih banyak, alhasil berbuka puasa di kantor dan pulang setengah sepuluh malem, kan asem, besoknya mesti jam tujuh pagi udah di kantor lagi. Kan syedih... Tapi, entah kenapa Ramadhan kali ini berasa banget cape nya. Mungkin karena aku kemaren sempet sakit dan opname  dirumah sakit karena kecapean (Thypus), jadi ya selanjutnya kebawa-bawa capenya.

Tapi ya ikhlas lah yah, mumpung aku masih sabar, nahan dulu aja haha, lagian kalo ngga gitu gimana mau dapet duit. Kerja apapun asal halal mah mesti bersyukur karena di luar sana masih banyak pengangguran yang sibuk nyari kerja.

Dan, kali ini, ramadhan pertama aku nggak ikut acara buka puasa bersama ala ala sekolah. Biasanya aku paling antusias buat ngadain, bahkan jadi panitia. Namun kali ini aku lebih memilih pasrah dan mempersilakan teman yang lain mengkoordinir. Takut nggak bisa datang cin, apalagi kalo acaranya weekdays. Aku kan kerja pulang ngga nentu dan seenak jidat kalo kerja. Takut kejanji takut ga bisa nepatin. Pengen ya pasti lah pengen apalagi pasti ketemu sama temen-temen kan. Tapi ya gimana, namanya juga ga bisa janji. Jadi, waktu buka puasa SD aku absen, karena saat itu memang lagi ada musibah dan padahal hari nya hari minggu. Buka puasa SMP ala ala gengs sih bisa dateng, itupun hampir nggak bisa dateng karena abis opname di RS. Buka puasa Spugankers (X.3) SMANSA BJB juga nggak ikut karena waktu itu weekdays dan aku lagi banyak yang dikerjain. Buka Puasa Sodikin (Sosial II) juga nggak ikut karna ga ada di grup waktu itu jadi lemot nangkep tu acara, emang ada sih yang ngabarin, tapi nggak bisa janji juga waktu itu. ALhasil, emang ga ikut.
Anehnya, aku bisa ngikut buka puasa bersama anak-anak sekolah lain bareng si pacar. Kesannya jadi kontras banget.

Pada akhirnya, lebaran tiba!!!
Seneng karena Ramadhan kali ini pas banget tanggal nya dibikin jadi cuti bersama karena itu artinya libur jadi agak panjang yeay! Tapi tetep aja tanggal 5 Juli pada piket (untungnya aku engga huehehe, tapi tetep disuruh standby :\ ) dan aku kena piket ATM tanggal 9 yang berarti hari ini. Sedihhhhhh

Dan, lebaran kali ini beda.
Menurut aku banyak hal-hal kecil yang hilang sewaktu kita kecil saat lebaran.
Dulu waktu kecil, aku yang paling terakhir sungkeman sama keluarga karena tradisi keluarga aku selalu dimulai dari yang paling tua baru paling muda.
Sekarang, dibelakang aku udah banyak aja antrian. Adek aku, sepupu ama ponakan. Dan udah pada nyolek-nyolek aja tuh minta THR
Dulu aja aku nunggu duduk manis buat dibagiin angpao sama tante-tante aku. Aku selalu nunggu karena tante tante aku selalu ngasih uang baru. Rasanya seneng aja. Kesenangan itu hanya sampe kuliah kemarin.

Sekarang aku nggak bisa duduk nunggu lagi.
Sekarang udah ada yang duduk nungguin aku buat minta THR.
Dan tahun ini, aku ngelakuin apa yang tante dan sepupu-sepupu aku yang udah berkeluarga lakuin.
Aku nyediain uang buat dituker ke pecahan uang baru.
Aku beli amplop kecil khusus lebaran.
Dan aku bagiin ke sepupu dan ponakan aku.
Memang sih ada yang hilang, ketika pembagian amplop, aku diskip begitu aja sedih banget rasanya. Kayak ngemuja-muja gebetan lo dihadapan orang terdekat lo tapi ternyata gebetan lo nggak nganggep lo. Sakit kan? #Halah
Tapi, rasanya puas banget. Apalagi ada celetukan polos dari salah satu ponakan waktu dikasih, dia langsung ngebuka amplopnya dan bilang "Wah, 20rb, Wah 5rb, Waaaa uang baru yey yey 25rb, Makasih..." Sambil nyalimin tangan aku. Haru banget. Andai waktu itu ngegandeng suami, mungkin aku netesin aer mata di bahu dia, sambil berkata "Sudah waktunya, Mas.. Sudah waktunya kita punya momongan...". -Ini kenapa baper mulu setadian-

Dulu, sewaktu aku masih kecil, sekitaran SD dan SMP bahkan waktu itu sempet juga SMA, tradisi baju baru selalu wajib dilaksanakan. Tiap tahun ada aja baju baru yang mesti dipake buat lebaran. Entah dari nyokap atau tante tante aku. Sekarang mah boro-boro beli baju baru, bisa lebaran aja uda syukur. Pake baju yang ada, di-mix and match ala ala gue. Mukena tinggal dicuci. Uda ngerasa nikmatin lebaran banget. Memang, semakin dewasa banyak hal-hal yang ngilang sih... kangen aja tiap mau lebaran mesti beli baju baru...

Waktu dulu, kalo lebaran tiba, sibuk nyari kata-kata buat di 'send all' sama temen-temen. Jadi waktu aku SMP, waktu itu masih pake handphone Nokia 6600, suka beli majalah yang biasanya ada contoh kata-kata buat SMS Lebaran. Biasanya nyari kata-katanya yang sok sok asik gitu tau nggak sih, pake huruf besar kecil alay alay jaman dulu gitu.

" . s3beLum oPer@t0r p@da s1buk, iZink4n akU 'tUk n9uc4piN M3T L3b4RaN bla bla bla..."

sedih rasanya kalau ingat masa-masa itu, apalagi masa-masa indah ngetik cepet huruf besar kecil. Tapi justru itu yang unik dan bikin kangen. Waktu itu kan operator berlomba-lomba buat ngasih sms dan telfon gratis saat lebaran. FYI, aku dulu pelanggan setia EksEL Jempol.
Sekarang boro-boro sibuk nyiapin kata-kata, Ngebales BC-an lebaran pun seadanya banget. Kadang aku nulis status doang ngucapin  lebaran sebagai ungkapan buat umum. Jadi biar nggak ribet nge-BC segala. Malah pernah nggak nulis status tentang lebaran. Ya.. ada yang hilang aja.

Dan, 'pertanyaan itu' ternyata bukan mitos, 'pertanyaan itu' nggak hanya jadi viral di sosial media. 'Pertanyaan itu' nyata adanya. Kekal abadi selamanya...
Di keluarga aku.
Baru juga masuk pintu, baru lepas sendal, eh udah ditanya 'Kapan nih kita acara-acara?' atau 'Seragam ntar dibagi kan?' atau yang paling ekstrim, ditentuin seenak jidat 'Gimana? jadi abis lebaran ini dikawinin?'
Buset banget makin dewasa makin absurd pertanyaannya, dulu aja waktu masih sekolah ditanyain rapor, waktu SMA ditanyain ujian nasional, waktu kuliah ditanyain wisuda, waktu udah kerja ditanyain kawin, waktu udah kawin ditanyain momongan, waktu udah punya momongan ditanyain kapan nambah lagi, waktu udah tua, ketemu di acara duka, ya sekalian ditanyain aja kapan nyusul. :')

Ngelaluin pertanyaan 'KAPAN KAWIN?' ini, aku hanya bisa ketawa, sambil ngambil kue nastar , sambil doa juga sih, Ya Allah mudahan doa doa mereka ini didengar oleh Yang Maha Kuasa. Ga ada pernah nolak waktu di doain begituan. Hal yang wajar kan. Mengingat udah pernah melewati masa kegagalan, dan pastinya sama yang sekarang ingin dilancarkan hingga akhir (hayat). Aamiin. (serius mode ON)

Bagaimanapun juga, semakin kesini banyak hal hal penting yang hilang yang malah justru bikin bahagia. Tetap jaga lebaran kamu berkualitas ya. Selamat Lebaran, dan Selamat Bersiap-siap kembali beraktivitas btw,


NB: Ga lagi galau di-sms-in mantan 'Selamat Lebaran' kan?



Sabtu, 02 April 2011

that's so sad..

Kali ini, aku mau nebus janji memposting tentang monyet peliharanku yang sudah mati itu.
*mewek*
Aku sebenernya udah lama pengen mosting ini, tapi karena kebanyakan yang pengen ditulis jadinya ketunda.
Oke, lanjut.
Kemaren kan aku sempet cerita kalo aku punya peliharaan seekor monyet langka berwarna kuning. Baca posting yang ini. Tu monyet aku sama nyokap kasih nama “COMEL”.
Tiap hari, yang ngurus tu monyet aku sama nyokap.
Tiap aku pulang jaga warnet, dia selalu pengen digendong. Persis kayak bayi manusia. Tapi berisik banget.
Dia susah banget disuruh tidur, maunya tidur digendongan mulu.


Dia dibikinin baju sama nyokap dari baju bekas, dia juga dibikinin tempat tidur dari keranjang bekas parcel trus diisi sama boneka-boneka kecil.
Pokoknya lucu banget deh. Aku yang awalnya bete dengan kehadiran dia dirumah, tiba-tiba jadi merasa punya hiburan baru. Tiap hari pulang jaga warnet, aku selalu nemuin dia yang teriak2 nyariin aku.
Kita main bersama, aku gendong dia, sampe dia tidur, barulah aku bisa istirahat. Aku sama comel udah deket banget.

Suatu hari, kucing aku Si Putih melahirkan. Aku sama nyokap taroh aja Comel sama si Putih biar ikut tidur. Nyatanya emang bener. Comel malah ikutan tidur sama si Putih, dia sampe meluk gitu loh, ga mau di lepas. Kita (aku sama nyokap) sering ngetawain kelakuan Comel yang ngegemesin. Kadang juga sering kita kerjain hehe




Si Comel banyak menghabiskan waktunya buat bersosialisasi sama Putih & anak-anaknya. Mungkin karena sama-sama makhluk berbulu, Si Comel mengira Putih adalah induknya, kasihan kamu Mel.. :’(
Suatu hari, Comel sakit. Mungkin karena dia masih kecil kali ya & seharusnya dia diasuh sama orang tuanya, bukan sama manusia. Pokoknya akku ga ngerti deh, dia sakit. Flu gitu.
So, nyokap yang sering ngurus dia. Dia dikasih obat apa gitu sama nyokap katanya biar flunya sembuh.
Waktu itu aku diajak bokap buat menghadiri perkawinan keluarga aku di Rantau. Sebenernya aku males banget ikut, karena aku pasti nanti kangenan sama Comel. Tapi karena nggak enak sama bokap, yaudah aku ikut aja. Malamnya pas aku packing, si Comel merengek-rengek nangis gitu. Nyokap lagi ga enak badan, jadi aku yang ngurus dia. Aku gendong2 dia ga mau tidur. Aku ajak tidur di kamar aku, di sampingku akhirnya dia mau tidur. Dan aku tidur.
Mungkin Comel malam ini mau melepaskan aku karna besok aku pergi ke rantau.
Mungkin saja.
Besok sore abis pulang jaga warnet, aku berangkat.
Dengan bekal dadah-dadahan sama Comel. Aku pergi.
Nyokap bilang, jangan berlama2 di sana, soalnya nyokap susah ngurus si Comel sendirian.
Aku mengancungkan jempol mantap.
.
Sampai di Rantau, malam hari aku langsung keingat Comel.
Aku langsung sms nyokap, nanyain.
Katanya dia baik-baik aja, lagi main sama anak-anak si Putih.
Aku tidur dengan tenang.
Esok pagi, tanggal 14 Juli 2010, aku ada di acara kawinan..
Setelah beres, kami bersiap pulang.
Di jalan perasaan aku ga enak.
Tiba-tiba nyokap sms aku,
“Comel sekarat. Tadi ien (ade aku) salah kasih minum. Kayaknya overdosis”
JLEB.
Bener kan feeling aku.
Taunya, pas nyokap kerja dan kebetulan ade aku di rumah karena libur, si Comel nangis2..
Adek aku yang ga tau apa2 langsung minumin air yang ada di dot deket Comel.
Padahal itu Obat.
Dikira adek aku itu susu buat Comel.
Langsung diminumkannya sampe abis.
Trus katanya si Comel langsung diem gitu.
Denger berita itu pengen rasanya ku tampar bolak balik muka adek aku.
Aku di jalan berdoa, semoga si Comel baik-baik aja.
Soalnya katanya nyokap lagi bawa dia ke dokter hewan.
Ga berapa lama, sms nyokap dateng lagi,
Bunyinya ‘Comel meninggal”
Airmata aku netes satu-satu baca sms nyokap.
Aku ga percaya. Pas mau nelfon nyokap, ternyata duluan nyokap yang nelfon.
Aku ngomong sambil nahan tangis.
Ternyata bener Comel mati.
14 Juli 2010 jam 03.15 pm
Di jalan abis dari dokter hewan, di gendongan nyokap aku.


Saat itu pengen banget aku nonjok ade aku.
Secara tidak langsung, Comel mati gara-gara dia.
Sampai dirumah, kulihat nyokap duduk di teras menggendong Comel yang udah mati sambil dikerubungi tetangga samping & seberang rumahku.
Mata nyokap bengkak.
Begitu aku lihat Comel pucat gitu, aku langsung masuk kamar & nangis.
Aku sering melihat kucing-kucingku mati di hadapan mata kepalaku sendiri.
Aku pernah menemani kucingku meregang nyawa, hingga mati.
Tapi gak pernah sesedih ini. :’(
Nyokap sengaja belum ngubur Comel soalnya nunggu akuu pulang biar bisa liat buat terakhir kali.
Aku ga sanggup liat.
Aku masuk kamar.
Di luar, nyokap ngubur Comel diiringi tetangga.
.
Selesai ngubur, nyokap masuk kamar & nangis juga.
Kita ingat gimana kita berdua merawat Comel.
Kita tengah malam bangun Cuma buat nidurin si Comel yang lagi rewel.
Kita ga makan, hanya karna mau ngasih Comel makan.
Kita sering ketawa lepas, gara-gara Comel.
Aku dan nyokap deket, karena Comel.
Sekarang Comel mati.
Gara-gara ade aku.
Kita nangis sama-sama.
Dan ga negur ade aku 2 harian.
Aku nyesal banget ngikut ke Rantau waktu itu.
Nyokap nyesal waktu itu maksa berangkat kerja.
Nyokap nyesal waktu itu nyuruh ade aku Cuma tinggal dirumah.
Andai saja aku tetap dirumah dan jagain Comel
Andai saja nyokap ga keja
Andai saja ade aku ga teledor
Mungkin saat ini aku & nyokap masih bercanda dengan Comel dan sempat ngeliat Comel tumbuh besar.
Comel,
aku dan nyokap ga pernah ada niat nyakitin kamu.
Mungkin begitu juga ade aku.
Tapi aku pengen kamu tau, kalo kami semua sayang sama kamu
It’s a pleasure, adopted you in our home a few days
Really a nice experience,
Selamat jalan Comel..



PS: Ga kuat nahan tangis bo!

Senin, 07 Juni 2010

Rumah Sakit bukan tempat penampungan Kentut..

..hi..
hihihihi.... ---> kok jadi tawa kuntil?

oke serius..
kali ini gw ngeblog, berusaha ngapdet sesering maybe.. tentang keseharian gw..
beberapa hari ini, gw maakin akrab ma nyokap, tepatnya semenjak doi (wot?) keluar dari RS (bukan Rumah Susun.pen).. you know lah, she was hospitally a few weeks ago..
gw sempet nangis-nangis lebay gitu..

nyokap : (sakit) Uhkk.. inget ya, kalo mamah mati..
gw : (nangis)
nyokap : mamah gapunya hutang ya.. kalau ada apa-apa sama mamah, hubungin tante Ela (temen nyokap.pen)
gw : (tambah nangis)
nyokap : kamu kenapa nangis toh?
gw : (nangis sambil marah) Yaiyalah mamah ngomong gitu, gimana ga nangis..
nyokap : Cengeng..

Uhhh..
tadinya gw udah freak abis denger nyokap bilang-bilang tentang kematian, nyokap malah bilang gw 'cengeng'.. well, gw emang cengeng sih..
semenjak nyokap diRS, gw sama adek gw gantian jaga..
bentar-bentar, tengah malam, bangun..

dan ini sedikit kebodohan gw sebelum nyokap dipindahin ke VIP.
waktu itu, malam kedua gw diRS, berhubung VIP penuh, nyokap ditaroh (ditaroh?!?) di ruang camar kelas II, alhasil, isinya nyokap dan pasien lainnya..

malam itu, gw udah jaga dari abis magrib (udah mandi, sorry ya..! huh), dan waktu itu, bokap gw datang bawa sarapan malam (iye, gw tau salah..)
alhasil kita betiga makan (nyokap makan makanan RS -->bubur)
seperti biasa, gw habis paling pertama, dan naluri lapar gue muncul lagi begitu liat makanan nyokap ga disentuh..

gw : Mah? kok makanannya ga dimakan? (sok perhatian)
nyokap : Mamah nggak mau, ,
gw : Kok gitu, ayo makan mah, biar nanti minum obat..
adek gw : Halah, mau nyambet tu mah.. (sambil colek2 gw)
gw : (melotot ke adek gw) diem lu! gimana mah?
nyokap : Yaudah makan aja sana..
gw : (dalem batin) Yes!

gw pun makan dengan lincahnya bak penari sirkus. dan dalam sekejap memang habis. keberuntungan gw ga hanya sampai disana saja, adek gw, ga selese makannya, gw pun dengan baik hati menawarkan diri untuk menghabiskannya.

bokap : Gimana mau kurus.. wong kamu makan malam segini banyak
gw : (ngomong gajelas karena sambil makan) biar sehat..
adk gw : Halah, udah gembrot gitu..
nyokap : paling banter, ntar dia kentut Pah..

gw tetap terus makan..
dan gw kekenyangan..

yang gw ga perhatikan td, gw belum boker SEHARIAN..
dan akibat BELUM BOKER SEHARIAN, gw bakal KENTUT TERUS MNERUS..

dan disinilah kebodohan terjadi..

gw tidur di kursi pengunjung..
adek gw tidur dilantai bareng bokap..
nyokap gw tidur di ranjang..
malam terasa begitu damai..tanpa cela..

tiba-tiba, dalam tidur gw, gw merasa sakit perut dan pengen KENTUT..
karena merasa sudah tidak tahan, dan merasa ini pasti mimpi, (jangan ditiru) GW KELUARIN AJA GAS SULFIDA BERACUN ITU..
tentunya dengan bunyi yang mengalun nyaring.. DUT..!

dalam keadaan setengah sadar, gw lihat pasien disebelah gelisah..
gw fikir, mungkin penyakitnya bikin dy susah tidur ---> pemikiran bodoh
yang gw gatau, didalam ruangan ini, dengan kipas angin seadanya ini, dy bakal keracunan kentut gw.

gw balik badan kearah dinding..
mencoba tidur kembali..
dan MENCOBA KENTUT KEMBALI..

DUTT..!

pasien disebelah bangun gitu, ngomong-ngomong sama keluarganya..
dan tiba-tiba keluarga pasien disebelah gw bangun semua dan membuka pintu..

gw bangun dengan polosnya.
nyokap, ade, dan bokap juga..

pasiensebelah : Panas Mbak'e.. (sambil kipas2 di depan hidung)
nyokap : Iya, kipas anginnya mati..
gw : Mah, nebeng tidur di ranjang dong (manja)
nyokap : (berbisik) kamu kentut kah tadi?
gw : kayaknya sih tadi mimpi..
nyokap : Gila.. kamu tadi tu kentut DUAKALI dan baunya NAUDZUBILLAH tau nggak..
gw : Uhh? Aku kira mimpi..
nyokap : (Jewer telinga gw)

karena rasa kantuk gw melebihi rasa kemaluan gw, maka gw melanjutkan tidur kembali di ranjang nyokap..
tanpa rasa bersalah, tanpa rasa malu..
wadefak??