Sponsor

Tampilkan postingan dengan label work. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label work. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Februari 2020

NKCTTCPNSHIEDS

"Jadi mau daftar dimana?"

Kata-kata itu membuyarkan lamunanku. Baru aja bayangin lagi pakek jas almamater kuning. berdiri dengan latar belakang gedung kampus UI yang hits.


Aku masih menimbang-nimbang. Kemaren baru saja lulus tes di salah satu Politeknik Swasta di Kota sebelah. Beasiswa. Angkatan kedua. Jurusan Teknik Informatika. Teringat kata-kata Abah, "Sekarang mah, lulusan S.Kom banyak dicari". Abah memang bener, masalahnya nanti yang wisuda lulusan S.Kom gak cuma aku, ya jadinya lulusan S.Kom banyak juga kan. Lowongan 1 Orang, yang daftar 100 orang. Kemungkinannya cetek persis kaya nyari jengkol di pasar kain.

Sebelum Ujian Nasional, aku juga sudah ikut PSB (Penerimaan Siswa Bergerilya Berprestasi) dari Universitas tertua di Kalimantan. Universitas Lambung Mangkurat. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi. Dan lolos. *Dengan catatan, Ujian Nasional juga lulus.

Sekarang, di tangan aku kupegang sebuah amplop putih. Kop Surat bertuliskan UNIVERSITAS BRAWIJAYA. Gila, impian aku banget kuliah di sini. Fikiran jadi mahasiswi gelo sudah melayang di atas kepala. Gimana ntar rame-nya aku ngekost di kota orang, gimana aku hidup di Surabaya. Gimana aku ngerasain yang namanya pulang kampung. Gimana rasanya ditagih ibu kosan gegara duit belom ditransfer nyokap. Ngerasain kepisah jauh sama orang tua. Dan itu semua kini di depan mata. Aku diterima saat mendaftar online. Sekarang dapet surat yang intinya daftar ulang dan ambil-jas-almamatermu-woy!
Masalahnya satu, Fakultas yang aku daftar adalah Fakultas Ilmu Budaya, dan Jurusan Sastra Inggris. Asem, sombong banget gueeeee ambil jurusan Sastra Inggris, boro-boro, nyanyi Twinkle-Twinkle Little Star aja nyembur.

iya, kertasnya udah kuning. dan kupajang terus di mading kamar aku. iya, sebangga itu.
Dan Empat tahun kemudian, aku adalah lulusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, ULM Banjarmasin. Hasta La Vista, Brawijaya!

---

Ngomong-ngomong soal ujian-ujian, aku bisa dikatakan sudah banyak mengecap pahit asem nya ketek sopir taksi ujian. Mau ujian apa? Seleksi masuk kampus? Masuk kerja? Apalagi tes CPNS buat ngejar baju dinasnya PNS, beuuuuhhhh.... dari zaman tes CPNS masih manual, pake silang jawaban di kertas. sampek sekarang yang menggunakan Sistem CAT.

Tempo hari, aku baru aja ikut tes CPNS 2019 untuk Pemerintah Kota Banjarmasin. Sebelum-sebelumnya, aku ikut Pusat, Kementrian gitu. Dan selalu apes. Kali ini coba ikut daerah, dan Alhamdulillah bisa lolos administrasi dan lolos passing grade. Sekarang tinggal nunggu pengumuman resmi apakah aku ditakdirkan bertemu dengan tes Kompetensi Bidang atau engga. Semoga aja berjodoh. Aamiin!

Tes CPNS pertama, aku lalui sekitar tahun 2010 saat baru menjadi mahasiswi di Kampus Ekonomi. Masih semester kencur. Masih bau anai anai. Masih malu-malu dan nunduk kalu ketemu kakak tingkat, apalagi kakak tingkat yang merangkap BEM dan merangkap Panitia OSPEK. Sudahlah kami 'dibimbing' di OSPEK selama 3 (tiga) hari, kami juga wajib mengikuti semacam Latihan Kepemimpinan Mahasiswa gitu dan kali ini berada diluar lingkungan kampus, yang artinya LOE MAMPUS. Apabila OSPEK masih ada dosen yang dapat mengawasi, saat LDKM ini tidak ada dosen, ataupun dekan. melainkan hanya ada kakak kakak panitia dan kakak-kakak dari Unit Kegiatan Mahasiswa. Itu artinya, loe semakin mampus. *ketawa setan setelah jadi panitia*

Tes CPNS pertamaku, berlokasi di Kota sebelah, kurang lebih satu jam ketika ditempuh dengan motor. berbekal motor vario nyokap (karena waktu itu, aku masih pake motor sepin, yang kalo mau berhenti di lampu merah, mesti jauh jauh udah mencet rem) dan satu kakak tertua di kost, aku berangkat untuk melihat persyaratan penerimaan dan mengumpul berkas dan ternyata saat pengumpulan berkas langsung di wawancara dong. Saingan aku ternyata banyak banget, satu provinsi lulusan SMA. Karena yang lain membuka lowongan minimal D3, sedangkan aku masih bau mahasiswa baru, jadilah aku mendaftar dengan Ijazah SMA. dan kebetulan, yang membuka lowongan lulusan SMA, hanya di kota ini. jadilah semua yang lulusan SMA berbondong-bongong mendaftar disana, termasuk aku.

Tes dilaksanakan di Kota tersebut, di sekolah-sekolah pada hari minggu. Naik motor sendirian menyusuri jalan, emang hebat banget gue. *btw di belakang motorku saat itu ada nyokap sama bapak mengiringin keberangkatanku sampai Kota A. Tes berlangsung dengan khidmat walaupun kebiasaan aku pas ujian adalah perutku berbunyi-bunyi. bukan karena lapar aja, bahkan ga ada angin ga ada muzdalifah, perutku tetap bunyi. Masalahnya saat itu ujian dan suasana kelas hening. Kegelisahanku menimbulkan perkara. Pengen kentut. Kalau ditahan, akunya mati muda. Kalau dikeluarkan, sebagian orang di ruangan ini mati muda juga dan dalam keadaan nyium kentut-ku. Dan aku memilih menahan kentut hingga ujian selesai. Sayangnya, aku belum ditakdirkan untuk lolos kali ini.

Aku melanjutkan kuliah, dan ikut aktif dalam organisasi. Seharian di kampus, di ruang Himpunan. Atau di warung ibu kantin. Kalo bisa, tidur pun di kampus. Sayangnya, aku bukan anak Mapala Mama Papa LalalaYeyeye. Seharian di kampus dan aktif di organisasi menjadi dikenal dosen, sehingga alhamdulillah bisa luwes kalau bertemu dosen, terutama dosen-dosen yang berhubungan dengan kegiatan mahasiswa. Dan ini juga membentuk karakterku bisa berkomunikasi dengan baik dengan para dosen, donatur, sponsorship, dan partner kerja. Buat kalian yang sedang mengemban kuliah, jangan segan buat ikut organisasi kemahasiswaan, dijamin gak ada ruginya asal kalian bisa bagi waktu.

Lulus kuliah, Oktober 2014.
Bulan itu adalah gencar-gencarnya pada nge-print CV atau surat lamaran. Aku membuat malas-malasan. Karena, aku gak punya temen buat apply kerjaan di Banjarbaru. Sedangkan temen-temen kuliah notabene anak Banjarmasin. Satu hal yang waktu itu aku hindari adalah Perbankan. Karena aku sudah berkoar-koar, tujuan ku masuk di Jurusan Manajemen adalah menghindari hitung-hitungan (dan ternyata di Manajemen juga ada hitung-hitungannya coy yaiyalah namanya juga Fakultas Ekonomi), ga sampe situ, pas penjurusan, aku malah milih hitung-hitungan yaitu Manajemen Keuangan. Disambung lagi Skripsi Kuantitatif, masalah Var, ngitung resiko. lulus dari kuliah aku memutuskan untuk merelakan CV ku dititip untuk dibawa temen-temenku dimanapun mereka apply. Dan laporan terakhir, mereka apply di salah satu bank besar di Banjarmasin. CV ku mereka ikut sertakan, padahal, dua hari yang lalu, aku juga sempat mengantar lamaran ke Bank Daerah dengan mereka.

Setelah tau CV-ku di apply di Bank, aku mengingat-ngingat, mampus, bukannya dulu aku pernah bilang dengan sombongnya sewaktu duduk-duduk di lobby kampus nunggu mata kuliah
"Hih pokoknya aku nggak mau kerja di Bank, apalagi jadi Teller. Nggak."

Dua minggu setelah naroh-CV-diBank-ikut2an-temen itu, aku di telfon pihak Bank tersebut dan diterima. Temen yang berambisi malah ga diterima, di telfon pun enggak. Dilema itu sederhana. Ternyata ini rasanya kemakan omongan sendiri. See here for the story.

Kerja di Bank, ketemu orang banyak, belajar mengatasi masalah, meredam emosi, berkomunikasi dengan nasabah adalah hal yang menyenangkan ternyata. Dua setengah tahun puas jadi teller, aku memutuskan untuk resign demi memenuhi lamaran seseorang yang tak lain adalah nasabahku sendiri. Waktu itu aku inget banget, setelai jam pelayanan, lagi ngiket uang, kami cerita-cerita

"Itu tadi nasabah yang sama aku, cakep"
"Ada nomer HPnya dong mba berarti tadi? Eaaa"
"Ada sama aku, saldo nya lumayan kynd, hihihi"
"Ahh... Kynda mah sama si Pak XXXXXX aja, tiap kali transaksi, nanya-nanya kynda terus"
Yang mereka maksud adalah, salah satu nasabahku, Bapak-Bapak, entah sudah menikah atau belum, yang selalu ngerepotin dan ngajak makan siang tanpa lelah. Tingkah laku bapaknya ini bikin parno, tapi tetap harus profesional. Tapi tetep aja ga nyaman, maka aku menyahut,
"Dih ogah mba jadian sama nasabah sendiri, banyak maunya wkwk"

WKWK nya aku itu berakhir dengan tuker-tukeran ID LINE sama salah satu nasabah yang pada akhirnya jadi suami. Hidup memang misteri.

---

resign dan menjadi istri dan nganggur bikin aku keganggu. Suami sering dinas luar aku jadi kangen rutinitasku bekerja. Aku akhirnya memberanikan diri menulis CV saat melihat penerimaan tenaga kontrak di salah satu RS di Banjarbaru. Namun gagal di awal. Hanya gara-gara ijazah. Keselnya bukan main. Akhirnya aku kembali membuat CV dan memberanikan diri melamar untuk bekerja menjadi tenaga honorer di salah satu SKPD di Banjarbaru.
Lagi-lagi dua minggu setelahnya aku di telfon oleh bagian Kepegawaian disuruh tes dan wawancara.
Dan diterima. Dalam keadaan hamil. Emang rejeki bayi dah.
Dan, disinilah aku pada akhirnya.
Jangan lupa bayar pajak PBB nya ya.
Salam Dangdut, Kynda.






PS:
NKCTTCPNSHIEDS Nanti Kita Cerita Tentang Tes CPNS Hari Ini Esok dan Seterusnya

Rabu, 22 Juni 2016

Take Me Back, Jogja!

Ternyata, sekali nulis itu bikin ketagihan.
Terutama nulis dengan hati. #Ahaydeee

Baydewey, karena kemarin mosting blog nya dengan hati, jadinya berasa pengen nulis terus.
Biasanya, sebelum aku nulis di blog, aku tulis draft dulu di Word. Eh, sekarang, ada ide dikit nulis, langsung aja dicatet di memo handphone. Sialnya, dari segitu banyak point-point penting yang aku tulis di memo, belum bisa aku wujudkan di blog.

Dan malem ini, di kamar busuk kesayangan ini, tepat jam 1.01 AM, aku kebelet nulis. Iya, kebelet. Sama kayak liat pasangan kamu pakai baju koko, kopiyahan, trus pake sarung. Kebelet minta dinafkahin atau disedekahin.

Yogyakarta...
Eh, Yogyakarta apa Jogjakarta sih?
Well, biar enak dan sama-sama nyaman, sampai paragraf terakhir entar, aku singkat jadi Jogja.

Jadi, awal mei kemaren, aku melancong ke Jogja. #Cieee
Sumpah ini bener-bener ga ada rencana matang. Awalnya para emba dan mas teller nyeletuk pengen liburan sama-sama. Waktu itu masih menuju akhir tahun 2015. Aku inget banget waktu itu jaman-jamannya aku masih cuphu dan belom ada adek junior yang bisa ku bully *halah.
Dan setelah melalui candaan gapenting dan melihat hilal  kepilihlah libur panjang yang terjadi pada awal Mei 2016 dan kota yang kita pilih adalah Jogja. Ujung-ujungnya, malah pesan tiket buat 13 orang. Iya, satu rombongan teller beserta keluarga *bagi yang bekeluarga* *gue sih belum* *pengennya sih secepatnya* *nyokap udah ngasih lampu ijo muda* *ini malah kenapa curhat?'*

Akhir tahun kita lalui, bulan demi bulan, hingga akhirnya akhir April kita baru ribut ngomongin masalah liburan kita yang notabene hitungan hari lagi. Kita diskusi mulai dari nginep dimana, sampai tempat-tempat yang mau dikunjungin. Aku sih waktu itu nyimak doang, mau ngasih usul singgah ke Tanah Lot, takut digebukin. Makin mendekati hari H, aku makin ga terlalu excited banget juga karena ternyata banyak momen yang aku tinggalin selama nantinya aku liburan di Jogja.
1. Cahabad dari luar kota pada dateng, Tiara, Lila, dan Rara. Trus ngumpul dan foto bersama ala-ala AADC gitu di studio foto dan AKU KETINGGALAN. Itu hal termiris yang aku alamin selama masa masa persahabatan aku. Dan momen kaya gitu ga bakal terjadi 2x gaes... sedih banget...
2. Quality time sama keluarga. Semenjak kerja, aku jaraaaaaaaaaaang banget ada dirumah. Pergi pagi pulang malem, ya hampir mirip lagu Armada - Cari Jodoh sih. Makanya pas di Jogja, kangen banget ama rumah dan mikir, kalo aja aku liburan ga berangkat ke Jogja, pasti bisa quality time atau setidaknya bisa saling ketemu dirumah.
3. Quality time sama kekasih. Agak geli sih waktu ngetik 'kekasih', tapi yasudahlah udah keketik walaupun sebenarnya bisa dihapus. *Ini kenapa jadi ngebahas?*. Berhubung aku sama dia suka jalan-jalan gaje kalo ada waktu berdua, keberangkatan aku ke Jogja nimbulin kegalauan. Karna itu libur panjang, kita pasti nge eksplor tempat-tempat asik yang kekinian, atau mungkin sekedar jalan gaje tapi bikin bahagia kayak yang sering kita lakukan. Bahagia kita begitu murah sayang, sampai-sampai ngeliat sungai dikit ada orang mancing pun uda bikin kami bahagia.
4. Kondangan. Gatau juga kondangan siapa, yang pasti selalu ada kondangan di hari minggu. Dan itu lumayan buat ngeganjel perut pagi dan siang hari, bahkan mungkin malem hari kalo kamu mau bertandang kerumah penganten dan numpang makan disana.

Jadi, hal-hal itulah yang bikin aku sedih sewaktu mau berangkat ke Jogja. Bayangkan kalo aku memilih nggak ikut, aku bakal bisa qtime sama sahabad, keluarga, dan pacar. Tapi aku juga nggak bisa cancel karena tiket udah kepesan, dan aku mikirnya kapan lagi bisa liburan bareng rekan rekan hebat sekantor. Dan keberangkatanku ke Jogja dengan setengah hati pun dimulai. Peserta yang akan mengikuti liburan ini adalah Para single-bahagiya yaitu Aku, Mba Mia dan Mba Yunita. Sedangkan sisanya adalah Tiga Keluarga Bahagia yakni Ka Zalie beserta isteri dan anak, Mba Nana beserta suami dan anak, dan Mba Fitri beserta suami dan anak. Mba Lya, Head Teller batal berangkat karena ternyata saat liburan, kantor cabang kami kena jadwal buka layanan. Untungnya ada yang mem-backup teller yakni Rizky teller kriya pindahan dari Pleihari dan Fariz teller kriya junior. Malemnya aku baru packing dan selesai setengah jam sebelum adzan subuh, alhasil bangun ucel-ucelan. Dianter ke bandara sama pacar, makin bikin hari meringis, apalagi tau dia bakal pulkam buat ngisi liburannya.

Sekitar jam 12 kita take off dari Banjarmasin, dan akhirnya tiba di Jogja dengan selamat.
Kita langsung ketempat yang mau dituju, aku lupa *akibat kurang menikmati liburan*. Awalnya kita nyari makan. Sebenernya sih pengen makan Spesial Sambal *bener ya gitu namanya?*. Tapi dimana-mana penuh banget, karena uda ga nahan pengen pada makan -Iya, kami para teller yang cepat lapar- tujuan utama dan destinasi kita adalah Warung Steak. Gila banget disini steak murah anjay, berasa pengen nikahin yang punya usaha #Halah. Di Banjarbaru makan steak mah mesti lumayan rogoh kocek kali. Disini berasa pengen makan steak 3xsehari ih~ #Udik.

Setelah makan, kita nyempetin ke Jogja Bay, ituh yang waterpark baru di Jogja. Keren banget tapi sayangnya kita waktu itu kesorean dan gabisa masuk karena tinggi badan anak mba Fitri kurang. Oiya, selama di Jogja kita ngerental mobil dan nginep ditempat Bude nya mba Yunita di daerah Kaliurang. Sumpe disana dingin betul dan bener-bener agak diatas dan juga deket Gunung Merapi. Karena kita nginep di Kaliurang, jadi pas mau jalan-jalan lumayan makan waktu. Banyak waktu keputer cuma karena lupa jalan atau hal-hal lain.

Harapanku ke Jogja sih bisa ngunjungin tempat yang khas Jogja banget kayak candi-candi gitu, tapi kita nggak mungkin kesana karena kita bawa anak kecil dan juga waktunya mepet. Kayaknya, di list tempat wisata, banyak tujuan ke Malioboro deh sampe-sampe aku nyempetin bikin taatoo disana. Kita ada kali 3x balik Malioboro, belum lagi ke Pasar Beringharjo berburu batik. Juga ke Mall Malioboro. Disinilah duitku tinggal babay karena kalap belanja. Dan sayang banget ga sempet-sempet foto di marka jalan Malioboro kayak yang lainnya karena pada banyak yang ngantri foto disana hiks

Kita juga melancong ke XT Square, ke Museum Arca dan De Mata Trick Eye Museum. Disini kalo aku ngga lupa, kita harus merogoh kocek Rp 100.000,- buat bisa masuk ke kedua tempat itu. Dan suasana waktu itu rame banget. Aku sama Mba Mia kepisah sama yang lainnya dan alhasil kita foto-foto banyak banget sampai baterai handphone masing-masing lowbat. Aku disini juga nyempetin ketemu adek pacar yang kuliah di UII Jogja.

Kemudian kita juga nikmatin Pantai. Namanya Pantai Depok. Karena para mba mba teller ini pada hobby makan seafood, mereka langsung kayak liat surga begitu nemu pasar ikan disana dan kalap beli ikan laut. Kita beli ikan, trus minta dimasak di warung sambil nikmatin Pantai. Sekali lagi aku nggak bisa begitu nikmatin pantai karena yang lainnya pada jaga anak masing-masing. Aku hanya bisa memandang pantai dari kejauhan. Pulang dari pantai menjelang maghrib, mau nyempetin sih ke tempat apa gitu lupa pokoknya ada gundukan pasir gitu, tapi nggak sempat. Rencana mau berangkat besoknya dini hari, tapi pada nggak bangun jadinya batal. Oiya baydewey karena disini deket sama gunung, jadi aernya dingin betul. Tiap pagi mandi berasa kayak dipukul ama es batu cin, tapi anehnya, abis mandi dinginnya nggak berasa dan langsung seger. Sehabis mandi cus nikmatin hidangan sarapan pagi dari tuan rumah. Gimana nggak kerasan~

Malamnya, kita ada nyempetin ke Taman Pelangi, yang mirip ama BNS di Malang. Semacam kayak lampu-lampu gitu deh, disini aku juga kurang nikmatin karena cintanya nggak ada #Haha dan semua tempat makan penuh padahal kita lagi laper banget. Suami mba Fitri terzholimi sama nasi goreng yang dibeli disana dan terzholimi lagi sama nasi goreng yang dibeli di pinggir jalan. Aku dan suami mba Fitri sepakat, untuk tidak beli nasi goreng lagi di Jogja. Entah karena emang kita nggak nemu warung nasi goreng yang keren di jogja atau memang kita tidak ditakdirkan buat makan nasi goreng di jogja. Oiya, waktu itu kita ada makan di Warung Jowo apaaaaa gitu dan ternyata recommended banget cah kangkung nya cin. Bikin jatuh cinta.

Selain itu, kuliner yang kami kejar di Jogja adalah Ayam Geprek Bu Made. Mba Mia excited banget nyari alamat warung ibunya melalui GPS, kita sempet curiga GPS bohongin kita, soalnya kita sempet masuk gang sempit yang nggak bisa dilaluin mobil dan terpaksa harus mutar. Kan nggak lucu nyasar di gang kecil dan begitu keluar jalan raya ada tulisan 'Selamat Datang di Karimun Jawa'. Setelah melaui usaha keras, akhirnya kita nemu tu warung yang sederhana banget tapi pulang dari sana nggak nyesel. Sumpah ayam gepreknya bikin nagih. Kami sepakat nyulik mba-mba penjualnya dan dibawa ke Banjarmasin, tapi niat itu kami urungkan karena takut jadi Buronan Jogja.

Nggak lupa juga kita ke Alun-Alun Utara Jogja. Disana ada 2 beringin yang terkenal itu. Ada mitos apabila berhasil melalui beringin itu dengan keadaan mata tertutup maka keinginan mu akan dikabulkan. Suami mba fitri ketagihan banget nyoba ni ritual sampe-sampe dia ke Alun-Alun 2x. Semuanya pada nyoba ngelaluin tu beringin sedangkan aku menolak. Takut kali-kali nggak bisa ngelewatin kan malu, walaupun banyak juga yang melenceng jauh dari pohonnya. Aku takut melenceng terlalu jauh dan tida-tiba udah duduk aja di Odong-Odong sepanjang Alun-Alun Utara Jogja. Kita berencana juga ke Taman Sari, tapi ternyata penuh banget nggak bisa parkir.

Nyenengin sih sebenarnya karena ini kali pertama aku ke Jogja. Tapi aku nggak nemu yang khas Jogja banget, entah kenapa. Sepanjang jalan kadang dibawa baper, karena pacar dulu menghabiskan 3,5th masa kuliah di Jogja. Kebayang kan kenangan-kenangan yang dia lewatin selama di Jogja entah dengan teman ataupun masa lalu nya. Hal ini kadang bikin aku sedikit membenci Jogja. Setiap kali di telefon sewaktu di Jogja, dia rata-rata pernah dan nongkrongin tempat-tempat hits Jogja dan bikin aku envy. Sebagai gantinya, nanti kalau ada rejeki, aku minta ajak dia ke Jogja.

Semoga sesegera mungkin terkabul.
Wait me Jogja.
Wait me Papan Jalan Malioboro, aku akan berfoto disana. Tunggu saja.


Selasa, 14 Juni 2016

Udah Sayang Belum Sama Aku?

Waktu itu aku lagi melayani nasabah seperti biasanya. setelah selesai, aku manggil antrian selanjutnya. dua orang itu maju dengan santai, satu mas mas satu agak kebapakan.

*Aku : Selamat Pagi, Pak. Setoran?
*MasMas : Bukan, Mba.. Saya mau narik cek..
*Aku : Oh tunggu sebentar ya...

Saat itu aku belum bisa melakukan transaksi penarikan cek karena level userID ku belum diperbolehkan. Jadi aku meminta tolong pada Mba disebelahku untuk menarikkan cek nya. Tiba-tiba, si Mas-Mas ini nyapa,

MasMas : Kamu temennya Febri ya?
(Febri adalah adik kelas sewaktu sekolah di SMANSA dulu. Cie SMANSA uhuy!)
Aku yang ditanya gitu langsung kaget
*Aku : Iya, kenapa memang?
*MasMas : Gapapa, Febri nya kan satu kantor sama aku, dia bilang kalo kamu dulu kaka kelas dia, bla bla bla bla

Akhirnya kami terlibat pembicaraan santai, dalam hati mikir, ni orang ngakrab-in banget sih, baru juga nyapa dan kenal. Sampai pada akhirnya..
*MasMas : Eh, minta ID Line dong
*Aku : Hah? Buat? (FYI, aku ngga biasa ngasih ID apapun ke orang yang baru aja dikenal)
*MasMas : Ya ngga papa, minta aja
*Aku : Tuh, sama kaya di namedesk, tapi nggak pake 'a'

Dia mulai ngetik, dan ngomong dengan agak kencang

*MasMas : Line kamu yang ada huruf korea korea nya ini ya?
*Aku : Aduh, jangan keras keras ngomongnya, aku malu..

Asem banget. Kenapa juga nama di Line ku ada Hangul Korea gitu. Tapi mau ngapus sih sayang juga. Jadi aku biarin aja sampe akhirnya ada yang minta ID Line ku dan ngebahas tu nama. Ya si mas mas berbaju merah marun ini. Yang belum kutau namanya siapa.

Setelah dia pergi, aku kembali melanjutkan kerjaan. Agak sedikit kepikiran sih, kok td seru ya, o ternyata dia temennya anu, eh dia anu juga sama anu dll. Fikiran itu kebawa sampe giliran aku istirahat di pantry kantor. Sambil ngebuka-buka Line, udah saling add sih, dan sempet kepikiran kok dia ngga ada ngechat yaaa. bla bla bla. Aneh juga sih rasanya. Aku termasuk orang yang agak susah akrab sama orang yang baru dikenal. Apalagi cowok. Males. Dan sama dia tuh kayaknya tadi enjoy aja. Kayak mikir positif, semua pasti baik-baik aja. Biasanya aku juga jutek sama kasus begituan, tapi tadi malah nyahut trus nyambung. Aneh sih, jadi kayak hal baru aja...

Sorenya, aku melakukan pickup service ke nasabah nasabah, pick up service adalah, kita dari pihak bank menyediakan jasa menerimakan setoran langsung dr tempat nasabah dengan perjanjian tertentu sebelumnya. sore itu salah satunya adalah ke kantor dimana si MasMas ini kerja.

Masuk sana, aku mulai terima setoran dan sedikit ngobrol dengan Febri, bagian keuangan sekaligus teman satu sekolah. tiba-tiba, muncul seseorang sambil jenguk dan nyapa aku "Eh? Ngapain disini?" aku yang saat itu bengong langsung kaget dan "Lho? Siapa? Eh, Kamu yang tadi ya" kubilang. Dia langsung menjauh. Gara- Gara dia, itungan duit aku kacau. Errrr...

Malam harinya, ketika pulang kerja, tiba-tiba ada line, dari 'Prass', ternyata nama si MasMas tadi itu Prass. isinya sih kurang lebih sombong banget sih tadi disapa di kantor nggak nyahut katanya. aku langsung klarifikasi, dan chat itu berlanjut hingga larut malam. orangnya asik banget, dan blak blak an banget. aku agak lupa sama isi chat kita waktu itu yang jelas waktu aku tanya dia jawabnya karena aku kagum, dan aku suka #BOOM! .
Hari yang panjang.

Akhirnya, dari chat itu semakin kami akrab. Apalagi ketika penarikan cek, entah kenapa aku selalu kena dia. Sampe-sampe di bagian teller aku jadi bahan bully hhu. Sampai suatu hari dia ternyata tahu hari ulang tahun ku, namun telat ngucapinnya. Waktu ditanya tau dari mana, dia bilang dia punya banyak relasi. Ngeselin, kan? Bilang aja stalking. Toh aku ada ngeposting di IG sama di Path. Bisa aja kan dia ngeliat dari sana. #Pede

Akibat aku ulang tahun, sewaktu dia ngantri, dan kena giliran di aku lagi #DuhGusti, dia ngajak ngobrol kaya biasa. Aku kan waktu itu nggak bisa leluasa ngeladenin karena ada kepala cabang aku ngontrol di belakang. Taunya ketika transaksi selesai, Mas Yudi, OB kesayangan di kantor ngehampirin aku sambil senyam senyum dan ngasihin bungkus plastik dan aku langsung refleks naroh ke bawah meja. "Dari nasabah" bisiknya berlalu sambil senyum. Pasti ini dari dua kupluk yang barusan transaksi fikirku.

Dan benar saja, waktu aku istirahat di pantry, aku chat dia, dia bilang itu kado ulang tahun yang telat. Huaaaa tau gitu aku minta boneka Teddy Bear #PLAK #GaTauDiri. Alhasil sore hari, anak-anak teller yang lain pada ribut dan kepo. Aku kasih bagi aja biar pada diem. Dan taunya masih di-bully. Asemlah...

 Saat yang aku cemaskan tiba, ketika dia meminta nomor telfon. Aku paling anti ngasih nomor telepon pribadi, apalagi untuk sesuatu hal yang aku belum jelas untuk apa. Intinya, aku paling anti ngasih ID, Nomor, dan Akun apapun kecuali sama orang dekat dan sampai aku bener-bener yakin mau ngasih. Berapa kali dia minta selalu tidak kugubris. Sampai akhirnya dia bilang, ada yang mau diomongin, dan aku ngalah ngasih nomerku (dengan mudahnya lagi). Setelah itu, kita telfonan sampai dini hari. Kalo bukan karna hape aku yang mati total, dan hape aku yang satunya habis kuota, mungkin kita akan melanjutkan perbincangan hingga subuh. Heran, aku orangnya tipikal males telfonan, apalagi kalau nggak ada topik, dan dengan orang asing. Jangankan orang asing, telfon dari bokap nyokap aja jarang keangkat.  Biasanya kalo aku telfonan lama, kemungkinan besar aku lagi dengerin curhat temen. Dan dia berhasil bikin aku nempelin hape di telinga berjam-jam untuk 'ada-yang-mau-aku-omongin-nya dia.

Jalan-jalan pertama kita-yang berlanjut menjadi jalan jalan selanjutnya-terjadi tidak sengaja. Waktu itu, dia sakit dan harus menjalani opname  di Rumah Sakit Swasta waktu itu. Dan gilanya, waktu itu dia minta jenguk. Hingga hari ketiga dia di RS tidak kugubris, sampai akhirnya ketika aku waktu itu berniat menjenguk sepulang dari kerja, dia udah pulang. Satu malam aku ngerasa bersalah, nggak tau juga kenapa sebabnya, akhirnya aku bilang kalo aku minta maaf gak sempat jenguk dan aku ganti dengan jalan minggu pagi di lapangan. Ternyata dia mau.


Minggu pagi, bergegas aku jemput dia. Sebelumnya, di telfon dia udah kasih tau alamat rumah tantenya (dia tinggal dengan tantenya waktu itu). Sepanjang jalan komplek, rasa gugup dan canggung jadi satu. Gimana kalo semuanya nggak berjalan lancar? Gimana kalo semuanya ga se akrab chat kita di Line? Gimana, gimana, gimana terus aja kefikiran. Sampai akhirnya, di depan rumahnya, keluar dia dengan training dan baju kaos abu-abu. Rasa canggung pun hilang akibat senyuman dan candaan yg terlontar dari mulutnya. That's the day!

Berikutnya, kita jadi mulai sering bareng, nongkrongin STMJ depan ULM (iya, kita berambisi menjadi Agung Herkules). Atau sekedar nemenin dia makan malam. Dia masih cerita dengan candanya, dan aku mendengarkan. Setiap habis kita jalan, kita bareng, dia selalu nanya "Udah sayang belum sama aku hari ini?" yang selalu aku jawab dengan haha, nggg nggak tau, atau kualihkan ke topik lain. Aku males mengakui kalau aku sudah merasa nyaman sama dia. Merasa sudah jadi diri sendiri. Merasa lepas, Merasa percaya. Disisi lain, ketakutan datang. Takut ini semua gagal dan meninggalkan patah hati. Tapi aku juga takut dia menjauh dan nggak bisa lihat dia lagi. Bangke, gue galau.

Dalam keadaan galau gini, kadang sering aku bertengkar sama dia. Sempat mikir kalau hubungan ini nggak akan baik buat kita. Tapi aku nggak bisa jauh dari dia. Karena sudah terbiasa. Sempat kita mengikhlaskan untuk jalan masing-masing. Kita buat kesepakatan untuk tidak saling menghubungi jika ternyata ini nggak baik buat kita.

Sampai akhirnya tulisan ini ditulis, kita masih sering jalan bareng. Kita nggak musuhan. Kita masih sama kayak dulu. Aku masih merasa nyaman dengannya, dan aku percaya dia. Oiya, dia masih tetap jadi nasabah ku. Hanya saja sekarang keadaan sudah beda. Mulai sekarang, dia nasabah prioritas ku. Dan dia harus bisa menjaga hatinya. Untuk aku.



Minggu, 06 Desember 2015

Ada yang bisa di-MANTU?

Selamat Pagi menjelang siang!!!
Seperti biasa, aku nge-post disini dalam keadaan yang bener-bener free dan sejahtera. Tanpa ada tekanan -seperti misalnya lagi asik nulis tiba-tiba dipanggil nyokap buat jemur cucian-.
Yeayyy, that's the day!

Selang postingan lalu, aku berniat buat seintens mungkin nulis disini. apapun itu. Buat mengingat kejadian sehari-hari, untuk ditertawakan..
Untuk direnungkan..
Dan jadi pembelajaran kedepannya..
Tapi nyatanya semua itu hanya mitos karna ternyata weekend-weekend kemarin aku bener-bener sibuk dan beberapa kali lembur. Alhasil weekend bener-bener aku canangkan buat istirahat atau quality time.

Masalah kerjaan juga sekarang udah mulai memasuki masa-masa sibuk karena aku diikutkan piket dihari sabtu. Sabtu gaes~
Alhasil sekarang, mau hari kerja, mau weekend, mata aku uda kesetting bangun jam setengah lima pagi. Mau aku halangan mau aku engga, tetep aja bangun jam segitu. Mau piket apa engga, ya tetep aja jam segitu.
Pernah suatu pagi, aku bangun mendadak, dan langsung liat jam. Refleks ambil handuk dan setengah berlari menuju kamar mandi. Sampai di kamar mandi, baru sadar kalau saat itu hari sabtu. Aku langsung menyesali perbuatan (?) ku saat itu dan balik ke kamar mencoba tidur kembali. Nyata nya gagal tidur lagi karna udah kebangun dan keburu dongkol. :')

Karena aku bekerja dalam hal pelayanan jasa, aku udah ketemu macam-macam karakter orang. Dari yang keras sampai lembut. Dari yang rempong sampai simpel. Seperti yang pernah aku posting di postingan sebelumnya, di sini.
Aku pernah diomelin.
Aku pernah diramahin.
Aku pernah dipanggil 'tante'.
Aku pernah dijutekin.
Aku pernah dicurhatin.
Aku pernah dibilang kasir.
Aku pernah ditanyain nikah.
Aku pernah diajakin ikut MLM.
Macem-macem pokoknya.

Dan aku pernah ditawarin jadi mantu.

Dari beberapa ke-pernah-an itu, yang paling aku ingat adalah waktu aku sedang melayani transaksi seperti biasa. Saat itu nasabah lagi agak sepi, hanya sekitar lima orang. Di counter aku hanya berdua sama senior ku yang lagi jaga di prioritas paling pojok kanan, sedangkan aku adanya di pojok kiri.
Seperti biasa, aku persilakan lah nasabah selanjutnya yang saat itu adalah ibu-ibu setengah baya pakai jilbab. Dan seperti biasa lagi, aku menyapa sesuai standar.

Aku     : Selamat Pagi, Ibu. Setoran?
Ibu-ibu : Iya, selamat pagi dek'.. ibu mau transfer *sambil ngasih memo transfer*
Aku     : Transfer yaaa.. *sambil ngambil memo* dengan ibu siapa?
Ibu-ibu : Dengan ibu Anisa (nama disamarkan, karena aku emang ga ingat) saya mau transfer ke anak saya...
Aku     : Oooh, transfer ke anaknya ya, ke Anu 2juta rupiah bu ya.. *sambil baca memo*

Pas baca memo, aku tau, nama itu adalah temen aku di SMA. Cuman beda jurusan. Iseng-iseng, sifat cablak ku muncul.

Aku     : Eh, ibunya Anu ya?
Ibu-ibu : *pandangan ke tivi langsung beralih ke aku, tepat ke wajah* iya, saya mamahnya. kamu temennya Anu ya?
Aku     : Hehe iya bu.. Dulu satu SMA, cuman beda jur...
Ibu-ibu : Kamu si Anuanu itu ya? *nyebutin salah satu nama temen cewek satu kelas si Anu*
Aku     : Eh bukan bu, aku sama si Anu beda jurusan, aku Kynda.. Dulunya di IPS.

Setelah perkenalan itu, beliau langsung cerita dengan semangat kalau sekarang si Anu sedang di Kota Y. Aku tau sih ceritanya sedikit-sedikit. Tapi aku iya kan aja si ibu ngomong. Mulai dari si Anu, sampai saudara-saudaranya yang lain. Pokoknya si ibu cerita dengan semangat dan nyambung sampai pada kalimat...

Ibu-ibu : Eh, udah punya pacar belum?
Aku     : Eh? Hahhahahah kenapa jadi nanya itu tante ah *gugup*
Ibu-ibu : Sama si Anu aja yuk.. Ya.. masih belum tau sih netap dimana, trus gajih juga belum full, tapi nanti lama lama juga terima full kok. Sama-sama masih berjuang kan? (aku sempet cerita juga awal aku ngelamar kerja hingga status kerja sekarang sama beliau)
Aku     : Hehehehe *bingung ngomong apa*
Ibu-ibu : Belum punya pacar kan? Udah sama Anu aja yah.. *sambil senyum tulus* *senyum tulus sebagai kandidat calon mertua*
Aku     : Ahhahaha bisa aja tante nah.. Si Anu juga kayaknya ga demen sama saya.. Lagian kita temenan tante, saling tau juga..

Dan beliau langsung cerita tentang kedekatan si Anu dengan teman cewek, dan kayaknya beliau kurang suka. Okedeh.. too much information.. aku jadi ngerasa ngga enak.. Aku posting transferan beliau sambil dengerin cerita beliau tentang si Anu, sambil juga sesekali lirik kiri berharap semoga mbak senior nggak denger percakapan aku sama si ibu ini.

Ibu-ibu : Jadi gimana, mau yah sama Anu, hehe *dengan senyum yang sama*
Aku     : Ehehehe tanteeee... *malu* *sapa an udah ga sesuai standar lagi* Ini transferannya udah masuk yah tante. 2juta rupiah ke rekening si Anu.. *sambil nunjukkin validasi*
Ibu-ibu : Makasih ya nak.. eh siapa tadi namanya *sambil liat name desk* *sambil ngeja nama aku yang pastinya begitu turun tangga beliau sudah lupa karna nama aku memang susah diingat jika dibaca dan diucapkan lengkap*
Aku     : Iya tante sama-sama.. *dengan senyum sumringah* Ada lagi yang bisa kynda bantu tante?
Ibu-ibu : Udah dek.. makasih yah.. *si ibu tak kalah sumringah* *sambil berlalu setelah memandang aku beberapa detik lebih lama*

Aku menghela nafas lega.
Aku tau si Anu. Dan gimana orangnya, yang secara keseluruhan aku nilai orangnya kalem.
Si ibunya mau jodohin si Anu sama aku yang pencicilan begini? Gasalah?
Kasian si Anu. Dan pastinya, temen-temen Anu udah pasti protes. Bahkan mungkin demo.
Jadi, ga ngebayangin aja gimana akhirnya. Huahahahah..
Tapi ya bawa enjoy aja sih..

Beruntung kali itu pengalaman menyenangkan, diajak jadi mantu. Cerita yang lainnya? Yang diomelin.. Dijutekin.. Duhh...
Pokoknya macem-macem deh.
Tapi dibalik semua itu kan aku udah belajar. Belajar mengenal orang, belajar berkomunikasi yang baik. Belajar menggali informasi. Macam-macam lah..
Hingga saat ini, aku masih berusaha enjoy dengan rutinitas sehari-hari aku.
Kalian juga ya...

Terimakasih.
Ada yang bisa dibantu?



Salam Manja,
KYNDA


Minggu, 21 Juni 2015

Know Your Nasabah...

Selamat malam, Pemirsa
Sehat? Uda bolong berapa puasanya?
Belom ada bolong? Alhamdulillah sama. Semoga tahun ini bisa tunai puasanya satu bulan ya.
Walaupun harapan itu amat sangat tipis.....bagi wanita.

Jadi ini adalah weekend. Yeay!
Weekend artinya bisa tidur jam berapa aja dan bangun jam berapa aja.
Tidak berlalu bagi aku.
Tidur cepet, dan jam 4 teng selalu kebangun. Weekend nggak weekend. Bahkan kadang kalo cepet banget tidurnya, bisa cepet juga bangunnya, misalnya jam 2 atau jam 3.
Ah, lupakan. Intinya 'weekend bisa tidur dan bangun jam berapa aja' itu mitos bagi aku.
Iya, mitos.

Balik lagi ke weekend.
Jadi saat weekend, bisa menentukan pilihan bagi diri sendiri untuk memilih mandi atau tidak.
Bisa kemana aja sesuka hati.
Bisa santai dirumah atau ditempat lain tanpa harus memikirkan kerjaan, jualan dan nasabah.
Nasabah? Ya, nasabah... 3 suku kata nya, 7 hurufnya, dan beribu jenis nya.
Ngomong-ngomong jadi inget jenis-jenis nasabah yang bertatap muka dengan aku setiap harinya.

Setelah aku mengamati, akhirnya aku kelompokkanlah jenis nasabah yang selama ini bertatap muka dengan aku hingga detik ini. Detik tulisan ini diketik. Walaupun aku ngetiknya lagi di kamar.

JENIS-JENIS NASABAH (Kynda's Version. Penelitian mungkin akan berbeda tiap-tiap peneliti, namun percayalah, awamnya rata-rata seperti ini. Oiya, semoga aku tidak kena UU Pidana ya karena menulis tulisan ini. Jika dalam waktu dekat ini aku nggak ada posting lagi, berarti................kuota aku habis!

*antiklimaks*

Ini kapan aku mulai nulisnya yak, langsung saja.. here we goes...)

1. Normal Person
Transaksinya standar. Setor dan tarik tunai atau menabung ke rekening sendiri. Uangnya disusun rapi dan enak dihitung. Jika kita menyapa, dia balas menyapa dengan senyuman. *Untuk beberapa nasabah mungkin ada yang sambil kedipin mata atau garuk idung* *Oke, yang barusan nggak benar. Intinya, transaksi dan wajah mereka normal. Nasabahable bangetlah pokoknya.

2. Nasabah Pembayaran
Yang sering aku posting transaksi pembayaran ini adalah pembayaran BPJ*. Biasanya yang mampir adalah ibu-ibu atau bapak-bapak setengah baya bahkan kadang ada yang tua. Biasanya bayar buat satu keluarga. Postingan pembayaran ini makan waktu loh karena kita mesti masukkin nomor Virtual Account yang panjang itu, mesti ngecekin nama yang tertera, dan mesti cetak validasi 2x. Kebayang kalau satu keluarga ada 5 orang atau mungkin 11 orang *ini keluarga apa kesebelasan(?)*. Biasanya lagi, mereka kasih uang nya uang yang ga rapih, di unyek unyek, bahkan kadang duitnya beraroma minyak angin. *emot hijau*

3.Ga Sabaran
Nasabah tipe ini biasanya nasabah yang lagi bete nunggu di antrian. Mukanya sepet banget plus mesem sambil bawa slip setoran dan tangan dilipet di dada. Mayoritas bapak-bapak yang tipenya kayak begini nih. Suka banget ubah posisi berdiri buat ngasih kode kalau dia bosan ngantri. Suka batuk-batuk dan dehem gajelas sambil bergumam 'ckkk!' sendiri. Kadang kalo ada yang tingkat gasabarannya udah tinggi, suka protes nyaring sambil bilang "Lama kah lagi, Mbak?" dengan niat ngomporin nasabah lain. Alhamdulillah biasanya ga berhasil. Tipe kayak gini ga seharusnya ada di bank, tapi di barisan depan para pendemo.

4. Orientasi Duit
Yang pertama tipe setor, nominalnya sih normal, satu jeti. tapi...nyetor duitnya terdiri dari semua jenis kopur, mulai dari 100rb, 50rb, 20rb, 10rb, 5rb, 2rb, 1rb, bahkan duit koin yang ketika dihitung jumlahnya 1jeti. Ngeselin kan. Dan itu makan waktu banget apalagi buat pemula kayak aku. Yang kedua tipe tarik. Gapapa sih kalo minta nya normal misalnya narik 25jeti dikasihnya 20jeti 100rb an + 5jeti 50rb an kan simpel. Kadang ada sebagian nasabah penarikan yang mintanya ribet, kek gini ---> "Mbak mbak... saya narik 20juta ya, 10jutanya 100rbuan, 5juta nya 50rb an, 2juta nya 20rb an, sisanya uang kecil mba ya campur aja 10rb 5rb sama ribuan lainnya mba, hehe". Kalo udah berakhir dengan hehe gini, biasanya aku cuma bisa ngelus ketek.

5. Sayang Anak
Ngantri tertib. Biasanya ibu-ibu yang bawa anak kecil. Suka digendong-gendong pas lagi transaksi, kadang didudukin di meja frontliner. Kalau anaknya iseng, suka lempar-lempar sesuatu (bikin kesel sumpah, tapi harus tetap ditahan dengan senyuman, :') ironis memang bung). Suka keliling-keliling nyariin permen di setiap meja frontliner buat dikasihin ke anaknya yang kadang rewel.

6. Ga Sayang Duit
Biasanya transfer. Percakapan umumnya seperti ini.
Me: "Selamat Siang, setoran?"
Nazabah: "Bukan mbak, transfer"
Me: "Transfer pak ya *sambil ambil slip* ke rekening bapak Anu sebesar 1juta rupiah. Mohon maaf dengan bapak siapa?"
Nazabah : "Saya Anu2 mbak"
Me: "Bapak Anu2 boleh saya terima uangnya?"
Nazabah : "Ohiya, ini.. *merogoh kantong*

Dan akhirnya keluarlah duit satujuta itu dalam bentuk 100ribuan, normal. Tapi digulung-gulung, kadang ada yang dilipet-lipet, bahkan di staples. Bikin kesel kan...
Kalo percakapan diatas, masih standar. Biasanya kadang nasabah yang kek gini kalau diajak ngobrol suka seadanya jawab dan sok-sok an kayak limbad yang jawabnya cuman 'hmmmh' doang.

7. Nasabah Mepet
Di tempat aku bekerja, kami punya jam layanan. Yang masing-masing sudah sesuai standar. Kliring jam berapa, tarik setor tunai dll sampai jam berapa, tutup layanan jam berapa, itu sudah terpampang jelas di depan pintu masuk. Tapi, adaaaaaaaa aja nasabah yang suka ngerepotin. Misalnya datang beberapa menit sebelum tutup layanan. Padahal jam segitu kami sudah harus mengklopkan uang fisik dengan jumlah di sistem. Belum lagi udah datang telat, setorannya pula banyak. Biasanya pasti diatas 50juta. Kalau pedagang kita sih maklum. Mungkin karena jam segitu baru tutup hari kan, dan biasanya sih masuk prioritas jadi ditangani oleh frontliner khusus. Lah kalau transaksi biasa itu loh, bahkan kadang ada yang buka rekening. Buka rekening di jam-jam mau tutup, ya ampun...
Tapi ya begitulah, namanya juga nasabah mepet, ya selalu mepet...

Kayaknya segitu dulu deh penelitian aku. Gapenting banget kan yah sebenarnya, huehehehe. Tapi pada intinya cuma pengin sharing aja sih tanpa ada maksud menjelek-jelekkan citra seorang nasabah. Karena memang pada dasarnya Nasabah adalah Raja. Dan harus memang dilayani dengan senyum dan sepenuh hati sesuai work values (tipce) yang kami miliki. Tapi Raja juga ga mesti berlaku seenaknya kan :) *wink

Sekian dulu postingan hari ini.
Mau istirahat gaes, besok back to work again.
Oiya, ngomong-ngomong, Selamat Menjalankan Ibadah Ramadhan ya. Semoga tahun ini kita selalu mendapatkan keberkahan-Nya. Aamiin.
Dan...
Happy weekEND yang sebentar lagi END. Huhuhu.


Salam Manja,
Kynda

Kamis, 11 Juni 2015

Sukses ya, Say~

Welcome, June!
Lumayan bersemangat sih menyambut datangnya bulan juni. Selain karena Bulan Ramadhan juga akan segera tiba, ada teman yang berulang tahun, hingga bulan ini adalah eniperseri-an. #Eaaa
Sebenarnya, ga karena gitu-gitu amat juga sih, ya pengen ngucapin welcome june aja. Semua bulan pada dasarnya bagus ko, apalagi Desember tepat tanggal dua belas. Ehm.

Jujur gugup Ramadhan kali ini karena mungkin nggak bisa menikmati betul seperti tahun-tahun sebelumnya yang bisa banyak leyeh-leyeh dirumah. Tahun ini aku kerja. Bukannya nggak bersyukur, tapi aku merasa ini adalah tantangan. Dan aku harus memanfaatkan sebaik mungkin. Itung-itung ibadah kan :)

Malam ini cuma pengen sharing, sih...
Boleh kan?
Jadi, kemarin tanggal 18 Mei 2015 - 28 Mei 2015, aku mengikuti training kerja di Banjarmasin, tepatnya di M. University Banjarmasin Campus. Bersama rekan-rekan area kerja-ku, Area Banjarmasin dan area lainnya yang masuk dalam Kantor Wilayah IX Banjarmasin, yaitu Balikpapan, Samarinda dan Palangkaraya. Kita semua ada 28 orang yang pada akhirnya satu orang diketahui telah resign. Apa-apa an itu, training belom mulai dia udah risen duluan -,-. Tapi kemunduran dirinya membawa dampak baik bagiku dan menjadikan aku merasa jadi peserta paling beruntung di jagat raya dan sekitarnya. Pasalnya, jatah hotel dia (anak yang resign itu.pen) kosong, dan jadilah aku yang ngambil. Dan jadilah, aku yang seharusnya termasuk peserta dalam kota, tidak dapat penginapan, alhasil menjadi beruntung dan bisa memanfaatkan fasilitas hotel beserta peserta dari luar kota lainnya. Yheeee! *senam poco-poco*

Aku tidur di salah satu hotel besar di Banjarmasin bersama dengan teman-teman lainnya dari luar kota (Palangkaraya, Balikpapan, Samarinda.pen), dapat fasilitas laundry, antar jemput ke lokasi training (walau sebenarnya bisa ditempuh dengan jalan kaki), dapat temen sekamar yang asyik dan dewasa (namanya Diba, orangnya cantikkkkk sayang udah punya gandengan huehheheh), dapet breakfast tiap pagi. Bebas keluar ampe jam berapapun (walaupun jam sepuluh malem udah balik hotel), pokoknya tiada kata lain selain 'beruntung'.

Kriya Batch I Banjarmasin Campus
Jadi, selama dua minggu kita ngikutin Pelatihan, mulai dari teori hingga praktik. Kita dipisah-pisah dari Area masing-masing dan dikelompokkan dalam 5 kelompok.

Kelompok aku. SHAAY Team.
Kita dibagi-bagi kedalam lima kelompo, dimana masing-masing ada nama kelompok. harusnya sih nama kelompok adalah nama formal yang berbau bau perbankan gitu, misalkan Kelompok Reksadana atau Kelompok Deposito atau mungkin juga Stock Team misalnya. Kami malah menggunakan hal teraneh dalam kelompok dan dijadikan nama kelompok.

Yang pertama, Kelompok Sebabi.
Kenapa dinamakan Sebabi, karena di dalam kelompok tersebut ada peserta Kriya yang berasal dari daerah Kalteng, dan ditempatkan di cabang mikro di daerah Sebabi. Entahlah kenapa namanya Sebabi, aku masih belom ngecek peta sih..
Sebabi Team. Diketahui Farij si pencicilan ada dikelompok ini dan dia......Cinlok ama temen satu kelompok sendiri, ckckck

Kedua, Puruk Cahu.
Ini juga dikarenakan karena salah satu peserta kriya dalam kelompok tersebut adalah berasal dari Puruk Cahu. Namun lama tinggal di Banjarmasin dan terpisah dari orang tua. Eko, sang putra dari Puruk Cahu didaulat sebagai penyebab sah nya nama Puruk Cahu sebagai nama team mereka.
Eko, mukanya diribetin sendiri. Untung tamfan dan rufawan.


Ketiga, Keche.
Sampe sekarang aku belom tau alasan kenapa mereka memutuskan untuk memberi nama kelompok mereka dengan nama Keche. Mungkin nanti saya akan mencari tau. Atau mungkin nggak akan sempat saya mencari tau (?). Yang jelas, di kelompok ini ada satu peserta yang paling muda dan paling bawel, namanya Tamara. Kelahiran '97 booo, seumur adek aku yang barusan aja mau daftar kuliah berarti. Luar biasa sekali anak ini. Luar biasa lincah dan bawelnya.

Si adek bawel, paling pojok kanan. Yang rambutnya disanggul namanya Yuli, Adek kesayangan :') *Yuuul, kangen yuuul..*

Keempat, Gajelas.
Iya, memang gajelas. Selama training kita 2 minggu uda berapa kali mereka gonta ganti nama kelompok semau gueh. Pernah nama kelompok mereka nama kota. abis itu nama binatang. entahlah. Mungkin karena di kelompok itu ada Ketua Kelas, namanya Fadli 'Prasetyo' Adam. Sumpah dia mirip ama Vicky Prasetyo. Dan pada akhir training, dia menjadi peserta Terfavorit pilihan pemirsa sekalian. Luar biasa
Sayang, belom sempet minta TTD Fadli.
Yang terakhir, Grup SHAAY.
Iya. ini kelompok aku. Nama 'Shay' sendiri ternyata nggak sengaja adalah inisial kami masing-masing (sayangnya gue kena akhiran hiks), yaitu Safitri Hestin Amy kyndA Yuli. Dan jadilah SHAAY~
Nama ini tidak sengaja dijadikan sebagai nama grup kerana si Ifit alias Fitri, waktu itu nyeletuk nyemangatin kelompok lain dengan gaya Rita Sugiarto, "Sukses ya Shaay~". Semuanya ngakak denger dia ngomong gitu dan akhirnya, jadilah Shaay nama kelompok aku, walaupun hingga kini aku bersikeras ingin menamakan kelompok aku dengan nama Sonetta46 (semacam kumpulan penjual pentol yang sepakat bikin grup dangdut)
Sukses ya Saaaay...
 Semuanya ngangenin. Semuanya berkesan. Semuanya bikin kangen.
Selama 2 minggu, mereka (peserta dari luar banjarmasin.pen) berusaha berjalan-jalan menikmati kota. Ada yang ke Duta Mall, ke Siring, nonton, bahkan nongkrong. Aku yang didaulat sebagai warga Banjarmasin turut menjadi guide cadangan bagi mereka. Paling sering sih mereka ke Duta Mall. Padahal aku sampek butek kesana waktu kuliah dulu. huehheheheh

Hari terakhir training, kita ada Ujian teori, Praktek sistem, dan Role Play FL.
Waktu nunggu giliran Role Play, kita diruangan nyetel lagu-lagu. *Cieee ceritanya supaya pada kangen kangenan entarnya
Sampe penutupan, diumumkan peserta-peserta terbaik.
Ujian Post Test, diraih oleh Diba dari Samarinda dan Dhea dari Balikpapan,
Ujian BDS (Branch Delivery System), diraih oleh Yuni dari Balikpapan dan Amy dari Binuang,
Ujian Role Play FL, diraih oleh Tami dari Palangkaraya dan Kynda dari Banjarbaru.
Peserta Kriya Terfavorit 2015 diraih oleh Fadly 'Prasetyo' dari Balikpapan.
Kaltim borong niyeee...
*no caption needed* *lah ini apa?*
Sehabis acara formal selesai, kita peluk-pelukan. Kita nangis. Berharap waktu training diperpanjang. *Enak soalnya ga perlu mikirin kerja, gaperlu mikirin nasabah, kerjaannya duduk makan dan belajar doang*
Tapi, semua ada batas waktunya, begitu juga dengan training.
Semoga kita semua bertemu lagi pada training semester kedua, Oktober atau November nanti.
Semoga.
Selamat Bekerja di Cabang masing-masing.
Semangat Pagi!

Sabtu, 09 Mei 2015

I'm in the Jungle!

Happy Weekend, Everyone~
Cieee yang libur cieee... *kipas-kipas*

Ini semua gara-gara gatel tangan pengen ngedit ngedit blog, taunya jadi lusuh aneh nggak banget pokoknya mah. Ini sama aja kayak ngiler cocktail dress tapi malah kebeli daster batik Pekalongan.
Dan jadilah aku nggak mood buat nulis.
Hal ini membuktikan bahwa, mood yang baik menghasilkan tulisan yang baik. Sebaliknya, mood yang kurang baik menghasilkan tulisan galau.
Yaelah galau lagi~

-------------------------batas suci ngomongin galau-------------------------

 Jadi, apa kabar semuanya. Balik lagi bersama aku disini.
Akhir-akhir ini memang agak sedikit sok sibuk. #Eaaa soalnya udah mulai mengabdi pada bangsa dan negara yang tercinta ini sekaligus untuk melepaskan masa nganggur ku.
Bukan karena baru-baru ini kena Hari Buruh dan aku mau ngomongin tentang buruh yah. Tapi ngomongin sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan.
Yeah, i'm in the jungle now, together with others.
Jadi, setelah kejadian Welcome to the Jungle di postingan sebelumnya itu, seminggu setelahnya, aku mulai go to work. *lempar ijasah*
Dan ternyata, ga kerasa, udah satu bulan aku menjalaninya. Alhamdulillah kaki masih bisa berdiri tegak. Cuman kayaknya bahu agak sedikit minta dimanja sama Koyo Cabe Level 5.
Bukan, aku bukan nguli.
Aku diterima di salah satu perbankan.
Dan, sumpah, aku ga kepikiran buat kerja di perbankan. Niatnya kemaren ngelamar kerja itu adalah 'iseng'. Malah surat lamaran kemaren nitip temen. Yang niatnya, kalo temen-temen aku naroh lamaran di bank itu, titip juga deh lamaran aku. Ya, aku memang suka ngikut temen asal nggak ngikut pup bersama aja.
Taunya,  aku ditelfon, dan temen-temen aku enggak. Kan anu.
Jadilah aku mengikuti segala ritual-ritual itu sendirian, tanpa bergelayut di ketek temen. Awalnya takut, grogi, pengen pipis di botol, tapi alhamdulillah ketemu temen-temen baru yang sayangnya, semakin tinggi ritualnya, temen-temen mulai berguguran. Hiks
Sampai akhirnya Medical Check Up. Kita awalnya lolos berenam diantara ratusan (ada yang bilang ribuan) pelamar awal, dan semakin kesini jadi mulai deket banget. Ada Kynda, Anggun, Melda, Nurul, Oyi dan Arif. Ya, Sampai kalimat ini, Arif-lah memang yang paling tampan diantara kami. Sampai Medical Check Up selesai, kami yakin bahwa kamilah formasi yang sudah diterima oleh Bank. Kami akhirnya tuker-tukeran contact. Supaya bisa saling kasih kabar kalau ada pengumuman.

Nunggu pengumuman keterima itu ibarat nunggu lebaran tapi masih bulan Safar. Rasanya lamaaaaa banget.
Kalo ada telefon di hape simpati tuh langsung waspada. Bawaannya ngecek hape mulu. Padahal aku paling anti sama hape simpati karena emang males telfonan dan itu jadi kebiasaan, kebiasaan telefon-telefon ga diangkat. Tapi kali ini, 180 derajat banget. Kebiasaan kayak gini cocok dilampiaskan jadi tugas jaga malam. Bawaannya waspada.

Dan akhirnya, telefon itu datang. *LalalaYeyeye*
Sebagaimana di postingan Welcome to the Jungle itu, begitulah birokrasi bagaimana aku ditelfon dan disuruh ngelengkapi berkas. Dan sayangnya, disinilah kami harus berpisah. Nurul dan Oyi belum lolos, entah apa sebabnya. dan Arif yang seharusnya menjadi imam kami dalam 'Jungle' ini lebih dahulu memilih 'Jungle' lain. Alhasil, di dalam 'Jungle' kali ini, terciptalah Charlie Angelina Sondakh,
Aku - Anggun - Melda.

Tanggal 1 April. Adalah hari dimana kami dikumpulkan di Bank tersebut. Dan ternyata, alhamdulillah kami ga cuma bertiga. Ada lelaki lainnya yang menunggu disana. Mereka adalah Farij, Fitri (entah kenapa namanya Fitri. Belakangan, aku panggil dia Ifit) dan Murdi. Kami dikumpulkan di ruang rapat dan mengikuti briefing pagi. Dengan arahan Pak Tony, Mbak Ika dan Mbak Dita. Kami menerima surat OJT dan ditempatkan di masing-masing Cabang sesuai dengan keputusan surat tersebut. Ga disangka, aku ditempatkan OJT di Banjarbaru. Entah harus bersyukur atau sedih. Bersyukur karena ditempatkan di hometown dan deket sama rumah. Sedih karena ga bisa ngorting uang jajan (?)
Salah.
Sedih karena sebenarnya aku udah ngangkut baju baju ke Banjarmasin, dan taunya malah ditempatkan di Banjarbaru. Setelah pengumuman dibacakan, temen-temen langsung berangkat ke Cabang masing-masing. Karena nggak mungkin aku saat itu juga balik ke Banjarbaru, akhirnya aku disuruh mengikuti suatu acara di Hotel Swiss Bell yang diselenggarakan oleh Bank tersebut dan bekerja sama dengan PT. Pelindo III Banjarmasin.
Aku jaga tamu. Yeah. \m/
Sama si Farij, yang kutau ternyata orangnya amat sangat pencicilan. Kesana kemari mulu. Aku sih curiga dia kena penyakit apa gitu semacam pantat keluar duri kalo dibawa duduk, jadi bawaannya kesana kemari jalan-jalan. Ia sebenarnya sudah lama menjadi bagian dari Bank tersebut. Tapi ternyata dia melamar kembali menjadi pegawai layaknya kami. Alhasil, hingga makan siang kami selalu bersama #Eaaa karna sama-sama jaga tamu.

 Banyak keuntungan yang aku dapat di hari pertama kali itu. Selain langsung diikutkan acara besar di salah satu hotel besar di Banjarmasin, bisa ketemu langsung dan berinteraksi dengan Bapak Kanwil IX (karena saat itu aku yang bawa doorprize untuk beliau serahkan ke peserta yang beruntung), bisa ketemu pegawai-pegawai yang lain, dan bisa makan siang mewah gratis (ini poin penting, biasa makan soto di kondangan soalnya)

Itu tanggal 1 April.
Sekarang sudah Bulan Mei. Artinya lebih dari satu bulan aku mengabdi di Banjarbaru dan belom ada hilal untuk mengikuti training. Jadi tanggal 2 April itu aku langsung diterjunin aja tuh langsung praktek walaupun masih ditemenin mbak nya di belakang. Tanpa ada pengetahuan apapun dan tanpa training. Gimana ga lemes?

Tapi semua itu ada hasilnya, aku jadi tau banyak hal, aku tau tipe nasabah, aku tau berbagai transaksi, aku pegang duit gepokan (dan kadang ada duit yang baunya ga enak, sumfah), dan yang paling penting aku HARUS EKSTRA HATI-HATI. Bener-bener menguras ketelitian, kecepatan, kesabaran, dan energi. Yah, namanya juga kerja. Sebelumnya emang ga pernah ngebayangin ada disini dan kerja gini. Dulu nikmatin jadi nasabah, sekarang harus bisa melayani nasabah dengan senyum dan penuh pengabdian (?).

Jadi, bagaimanapun pekerjaan kalian sekarang, apapun yang kalian lakukan sekarang, belajarlah untuk mencintai hal tersebut. Try to love what you do and do what you love. Seneng kan rasanya kalo bisa gitu. Simpelnya Sukai apa yang kalian lakukan dan lakukan apa yang kalian sukai. Sebenarnya mudah tapi kadang prakteknya agak susah. Contohnya aku:
Love what you do, Aku masih belum bisa 'mencintai' yang aku lakukan.
Do what you love, Tidur. Aku suka tidur dan aku akan melakukannya.
Antara 'love what you do' dan 'do what you love' nya aku masih belum sejalan. Jadi aku harus ekstra keras buat menyenangi apa yang aku lakukan, ya seperti sekarang. Senin-Jumat waktunya kerja, dari 07.15-19.15 (itu kalo nggak lembur atau nasabah lagi banyak-banyaknya), makanya kalo pulang pas masih ada matahari walaupun uda senja banget dan mau tenggelam itu rasanya wow banget. Dan langka banget.
Tapi namanya juga resiko pekerjaan dan harus mempertanggungjawabkan komitmen. Niatku saat ini sih hanya bisa berdoa semoga dimudahkan langkah dalam bekerja, apapun masalah dalam pekerjaan bisa aku atasi dengan baik. Dan semoga bisa berjalan dengan baik hingga nanti saatnya tiba. Yang penting aku akan mencoba belajar menyenangi apa yang aku lakukan sekarang.
Kalian juga ya^^


Salam Manja,
Kynda