Sponsor

Rabu, 21 September 2016

Cinta itu Dangdut

Cinta itu dangdut.
eee maksudnya bukan ketika kamu jatuh cinta tiba-tiba kamu naik panggung trus nyanyi-nyanyi lagu Mbah Dukun-nya Alam kaya orang keselek kulit duren.
Dangdut maksudnya sih, kaya lirik lagu-lagu dangdut gitu.
Syahdu, adem, bawaanya merem sambil pengen meluk guling.
Mata tiba-tiba tak bisa memandang, tangan tak bisa berjabat, kaki tak bisa melangkah, eeee mungkin ini udah mulai gejala penyakit kali ya...
Ya pokoknya gitu, dangdut aja. titik.
.
Bersyukurlah kamu yang dikelilingi orang-orang tercinta, orangtua, sahabat, keluarga, pacar, dan sebagainya. Kalau udah segitu lengkap, masih ada alasan buat ngeluh "kadada jua cintanya"?
Aku punya temen yang baperan, dikit-dikit kalo aku ngomongin masalah pacar ke dia, dia pasti bales dengan 'keini pang, sorang ni, dicurhati urang ja tarus... kadada jua cintanya...' . Bila tiap kali dia mau ngomong gitu, aku udah inisiatif nyapa dia duluan, "Misi, Axxx yang kadada cintanya hingga akhir jaman, bolehkah saya curhat...?"
.
Ngomong-ngomong soal cinta, aku memang bukan ahli Gizi (yaiyalah)
Maksudnya, aku bukan ahli cinta.
Tapi percayalah, aku saat ini merasa sempurna selalu dilimpahkan cinta dan rahmat-Nya yang bagiku selalu lebih dari yang aku harap. Padahal aku jarang menundukkan dahi untuk-Nya, tapi selalu saja aku diberikan kemudahan dan (bagiku) cinta yang luar biasa. Entah melalui orang-orang terdekat ataupun kejadian-kejadian yang sudah aku alami. Syukur padanya yang tiada henti.
.
Jadi, hari ini Banjarbaru diguyur hujan dan aku lagi ngemil kacang koro. Enak iyewwhh apalagi kalo kamu laper. dan Diatas perut kutaruh bantal, dan diatasnya laptop yang saat ini aku sedang ngetik. Disamping kanan handphoneku yang udah berapa persen penuhnya chargeran. Disebelah kiriku bertumpuk buku-buku novel, komik, dan nonfiksi. Ya, aku lagi libur kerja. Dan daritadi pagi, berhubung cuacanya bikin mager, aku nyempetin baca buku-buku yang sebenarnya udah khatam aku baca berkali-kali. Salah satunya ini.






Aku nggak tau tanggapan orang mengenai buku ini apa tapi menurutku buku ini keren. Keren kalo kamu masih SMA. Dan kalau kamu saat ini udah kuliah atau kerja, buku ini masih keren untuk kamu baca. Karena buku ini SMA banget. Cintanya SMA. Aku udah lama sih baca buku ini, tapi berhubung saat itu bacanya baper, trus yang ada malah mood galau. Tau kan kalau mood galau, tulisan yang tercipta seperti apa.

Karena ini cuacanya lagi enak dan aku emang pengen nulis jadi yaaaa ini, Aku rekomendasikan buku yang ringan untuk dibaca. Aku taunya sih waktu itu dari adek aku katanya kalau aku ke Gramedia, dia titip tu buku. Yaudah aku belikan aja. #SayangAdikSayangAdik~

Garis besarnya sih, cerita dalam buku ini menceritakan tentang Milea, bagaimana dia kembali menceritakan ingatannya terhadap masa-masa SMA nya termasuk dengan seseorang bernama Dilan. Dengan sudut pandang 'aku', Milea bercerita tentang bagaimana kehidupan sekolahnya, bagaimana dia bisa bertemu bahkan kenal dengan Dilan. Walaupun agak monoton, sedikit, sedikiiiiiiit, tapi berhasil bikin penasaran aku yang baca. Pas dipanggil nyokap, jawabnya bentaaaaaaar, dipanggil bokap, jawabnya bentaaaaar, gatau deh dipanggil Yang Maha Kuasa, apa masih bisa jawab bentaaaaaaar... :"

Waktu itu, waktu baca pertama kali aku memang tau buku itu nyambung sama bukunya yang kedua. Tapi aku ga ada waktu terus ke Banjarmasin buat beli. Alhasil barusan, karena aku penasaran ama ceritanya, aku baca online bagian kedua, dan eaaa sedih. Kenapa sih harus ini, Kenapa sih Milea gini. Coba aja waktu itu Dilan. Halah... Dangdut banget jadinya. Aku hanya bisa memaki maki layar notebook ku.

Ya begitulah, kalo cinta selalu punya cerita manis, ga akan ada lagu dangdut.
Jangan Lupa baca buku yaaaaa, Buku adalah teman. Kalau Pak Agus Manoper adalah Guru Olahragaku di SMA.

Salam Dangdut,
kynda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar