Sponsor

Kamis, 20 Februari 2020

NKCTTCPNSHIEDS

"Jadi mau daftar dimana?"

Kata-kata itu membuyarkan lamunanku. Baru aja bayangin lagi pakek jas almamater kuning. berdiri dengan latar belakang gedung kampus UI yang hits.


Aku masih menimbang-nimbang. Kemaren baru saja lulus tes di salah satu Politeknik Swasta di Kota sebelah. Beasiswa. Angkatan kedua. Jurusan Teknik Informatika. Teringat kata-kata Abah, "Sekarang mah, lulusan S.Kom banyak dicari". Abah memang bener, masalahnya nanti yang wisuda lulusan S.Kom gak cuma aku, ya jadinya lulusan S.Kom banyak juga kan. Lowongan 1 Orang, yang daftar 100 orang. Kemungkinannya cetek persis kaya nyari jengkol di pasar kain.

Sebelum Ujian Nasional, aku juga sudah ikut PSB (Penerimaan Siswa Bergerilya Berprestasi) dari Universitas tertua di Kalimantan. Universitas Lambung Mangkurat. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi. Dan lolos. *Dengan catatan, Ujian Nasional juga lulus.

Sekarang, di tangan aku kupegang sebuah amplop putih. Kop Surat bertuliskan UNIVERSITAS BRAWIJAYA. Gila, impian aku banget kuliah di sini. Fikiran jadi mahasiswi gelo sudah melayang di atas kepala. Gimana ntar rame-nya aku ngekost di kota orang, gimana aku hidup di Surabaya. Gimana aku ngerasain yang namanya pulang kampung. Gimana rasanya ditagih ibu kosan gegara duit belom ditransfer nyokap. Ngerasain kepisah jauh sama orang tua. Dan itu semua kini di depan mata. Aku diterima saat mendaftar online. Sekarang dapet surat yang intinya daftar ulang dan ambil-jas-almamatermu-woy!
Masalahnya satu, Fakultas yang aku daftar adalah Fakultas Ilmu Budaya, dan Jurusan Sastra Inggris. Asem, sombong banget gueeeee ambil jurusan Sastra Inggris, boro-boro, nyanyi Twinkle-Twinkle Little Star aja nyembur.

iya, kertasnya udah kuning. dan kupajang terus di mading kamar aku. iya, sebangga itu.
Dan Empat tahun kemudian, aku adalah lulusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, ULM Banjarmasin. Hasta La Vista, Brawijaya!

---

Ngomong-ngomong soal ujian-ujian, aku bisa dikatakan sudah banyak mengecap pahit asem nya ketek sopir taksi ujian. Mau ujian apa? Seleksi masuk kampus? Masuk kerja? Apalagi tes CPNS buat ngejar baju dinasnya PNS, beuuuuhhhh.... dari zaman tes CPNS masih manual, pake silang jawaban di kertas. sampek sekarang yang menggunakan Sistem CAT.

Tempo hari, aku baru aja ikut tes CPNS 2019 untuk Pemerintah Kota Banjarmasin. Sebelum-sebelumnya, aku ikut Pusat, Kementrian gitu. Dan selalu apes. Kali ini coba ikut daerah, dan Alhamdulillah bisa lolos administrasi dan lolos passing grade. Sekarang tinggal nunggu pengumuman resmi apakah aku ditakdirkan bertemu dengan tes Kompetensi Bidang atau engga. Semoga aja berjodoh. Aamiin!

Tes CPNS pertama, aku lalui sekitar tahun 2010 saat baru menjadi mahasiswi di Kampus Ekonomi. Masih semester kencur. Masih bau anai anai. Masih malu-malu dan nunduk kalu ketemu kakak tingkat, apalagi kakak tingkat yang merangkap BEM dan merangkap Panitia OSPEK. Sudahlah kami 'dibimbing' di OSPEK selama 3 (tiga) hari, kami juga wajib mengikuti semacam Latihan Kepemimpinan Mahasiswa gitu dan kali ini berada diluar lingkungan kampus, yang artinya LOE MAMPUS. Apabila OSPEK masih ada dosen yang dapat mengawasi, saat LDKM ini tidak ada dosen, ataupun dekan. melainkan hanya ada kakak kakak panitia dan kakak-kakak dari Unit Kegiatan Mahasiswa. Itu artinya, loe semakin mampus. *ketawa setan setelah jadi panitia*

Tes CPNS pertamaku, berlokasi di Kota sebelah, kurang lebih satu jam ketika ditempuh dengan motor. berbekal motor vario nyokap (karena waktu itu, aku masih pake motor sepin, yang kalo mau berhenti di lampu merah, mesti jauh jauh udah mencet rem) dan satu kakak tertua di kost, aku berangkat untuk melihat persyaratan penerimaan dan mengumpul berkas dan ternyata saat pengumpulan berkas langsung di wawancara dong. Saingan aku ternyata banyak banget, satu provinsi lulusan SMA. Karena yang lain membuka lowongan minimal D3, sedangkan aku masih bau mahasiswa baru, jadilah aku mendaftar dengan Ijazah SMA. dan kebetulan, yang membuka lowongan lulusan SMA, hanya di kota ini. jadilah semua yang lulusan SMA berbondong-bongong mendaftar disana, termasuk aku.

Tes dilaksanakan di Kota tersebut, di sekolah-sekolah pada hari minggu. Naik motor sendirian menyusuri jalan, emang hebat banget gue. *btw di belakang motorku saat itu ada nyokap sama bapak mengiringin keberangkatanku sampai Kota A. Tes berlangsung dengan khidmat walaupun kebiasaan aku pas ujian adalah perutku berbunyi-bunyi. bukan karena lapar aja, bahkan ga ada angin ga ada muzdalifah, perutku tetap bunyi. Masalahnya saat itu ujian dan suasana kelas hening. Kegelisahanku menimbulkan perkara. Pengen kentut. Kalau ditahan, akunya mati muda. Kalau dikeluarkan, sebagian orang di ruangan ini mati muda juga dan dalam keadaan nyium kentut-ku. Dan aku memilih menahan kentut hingga ujian selesai. Sayangnya, aku belum ditakdirkan untuk lolos kali ini.

Aku melanjutkan kuliah, dan ikut aktif dalam organisasi. Seharian di kampus, di ruang Himpunan. Atau di warung ibu kantin. Kalo bisa, tidur pun di kampus. Sayangnya, aku bukan anak Mapala Mama Papa LalalaYeyeye. Seharian di kampus dan aktif di organisasi menjadi dikenal dosen, sehingga alhamdulillah bisa luwes kalau bertemu dosen, terutama dosen-dosen yang berhubungan dengan kegiatan mahasiswa. Dan ini juga membentuk karakterku bisa berkomunikasi dengan baik dengan para dosen, donatur, sponsorship, dan partner kerja. Buat kalian yang sedang mengemban kuliah, jangan segan buat ikut organisasi kemahasiswaan, dijamin gak ada ruginya asal kalian bisa bagi waktu.

Lulus kuliah, Oktober 2014.
Bulan itu adalah gencar-gencarnya pada nge-print CV atau surat lamaran. Aku membuat malas-malasan. Karena, aku gak punya temen buat apply kerjaan di Banjarbaru. Sedangkan temen-temen kuliah notabene anak Banjarmasin. Satu hal yang waktu itu aku hindari adalah Perbankan. Karena aku sudah berkoar-koar, tujuan ku masuk di Jurusan Manajemen adalah menghindari hitung-hitungan (dan ternyata di Manajemen juga ada hitung-hitungannya coy yaiyalah namanya juga Fakultas Ekonomi), ga sampe situ, pas penjurusan, aku malah milih hitung-hitungan yaitu Manajemen Keuangan. Disambung lagi Skripsi Kuantitatif, masalah Var, ngitung resiko. lulus dari kuliah aku memutuskan untuk merelakan CV ku dititip untuk dibawa temen-temenku dimanapun mereka apply. Dan laporan terakhir, mereka apply di salah satu bank besar di Banjarmasin. CV ku mereka ikut sertakan, padahal, dua hari yang lalu, aku juga sempat mengantar lamaran ke Bank Daerah dengan mereka.

Setelah tau CV-ku di apply di Bank, aku mengingat-ngingat, mampus, bukannya dulu aku pernah bilang dengan sombongnya sewaktu duduk-duduk di lobby kampus nunggu mata kuliah
"Hih pokoknya aku nggak mau kerja di Bank, apalagi jadi Teller. Nggak."

Dua minggu setelah naroh-CV-diBank-ikut2an-temen itu, aku di telfon pihak Bank tersebut dan diterima. Temen yang berambisi malah ga diterima, di telfon pun enggak. Dilema itu sederhana. Ternyata ini rasanya kemakan omongan sendiri. See here for the story.

Kerja di Bank, ketemu orang banyak, belajar mengatasi masalah, meredam emosi, berkomunikasi dengan nasabah adalah hal yang menyenangkan ternyata. Dua setengah tahun puas jadi teller, aku memutuskan untuk resign demi memenuhi lamaran seseorang yang tak lain adalah nasabahku sendiri. Waktu itu aku inget banget, setelai jam pelayanan, lagi ngiket uang, kami cerita-cerita

"Itu tadi nasabah yang sama aku, cakep"
"Ada nomer HPnya dong mba berarti tadi? Eaaa"
"Ada sama aku, saldo nya lumayan kynd, hihihi"
"Ahh... Kynda mah sama si Pak XXXXXX aja, tiap kali transaksi, nanya-nanya kynda terus"
Yang mereka maksud adalah, salah satu nasabahku, Bapak-Bapak, entah sudah menikah atau belum, yang selalu ngerepotin dan ngajak makan siang tanpa lelah. Tingkah laku bapaknya ini bikin parno, tapi tetap harus profesional. Tapi tetep aja ga nyaman, maka aku menyahut,
"Dih ogah mba jadian sama nasabah sendiri, banyak maunya wkwk"

WKWK nya aku itu berakhir dengan tuker-tukeran ID LINE sama salah satu nasabah yang pada akhirnya jadi suami. Hidup memang misteri.

---

resign dan menjadi istri dan nganggur bikin aku keganggu. Suami sering dinas luar aku jadi kangen rutinitasku bekerja. Aku akhirnya memberanikan diri menulis CV saat melihat penerimaan tenaga kontrak di salah satu RS di Banjarbaru. Namun gagal di awal. Hanya gara-gara ijazah. Keselnya bukan main. Akhirnya aku kembali membuat CV dan memberanikan diri melamar untuk bekerja menjadi tenaga honorer di salah satu SKPD di Banjarbaru.
Lagi-lagi dua minggu setelahnya aku di telfon oleh bagian Kepegawaian disuruh tes dan wawancara.
Dan diterima. Dalam keadaan hamil. Emang rejeki bayi dah.
Dan, disinilah aku pada akhirnya.
Jangan lupa bayar pajak PBB nya ya.
Salam Dangdut, Kynda.






PS:
NKCTTCPNSHIEDS Nanti Kita Cerita Tentang Tes CPNS Hari Ini Esok dan Seterusnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar