Sponsor

Minggu, 27 Oktober 2019

MEN SANA........?

Mungkin sudah pernah di posting di postingan sebelumnya.
Tentang gimana aku melalui masa-masa galau itu.
Gimana retaknya hati saat tau orang yang kita yakini sebagai someone kita ternyata bukan the one?
Jadi ingat salah satu ungkapan:

MEN SANA IN CORPORE SANO

SALAH

THE RIGHT MAN IN THE RIGHT PLACE

mungkin aja dia emang the right man, tapi tempatnya datangnya yang salah, bukan sekarang tapi nanti. atau malah bukan sama aku, tapi orang lain...

atau dia emang bukan the right man in my place?

Kadang, aku pribadi merasa serba salah. ketika kita merasa menemukan orang yang tepat, merasa bahwa dialah the one, berharap bahwa sisa hari-hari akan dihabiskan bersama dia, kita lakukan yang terbaik. Pengorbanan, perhatian, materi, semua untuk menyenangkan dan memberi kesan terbaik bagi dia. Tapi, tau kan gimana rasanya ketika semuanya berakhir dengan keputusan pahit. Sama-sama mencari jalan sendiri. Banyak kata 'seandainya' yang akan muncul semacam penyesalan pada diri sendiri, seperti misalnya...
Seandainya kemaren ga terlalu cerewet...
Seandainya waktu itu gapernah larang bla bla bla
Coba aja kemaren... Andaikan waktu itu...
Bahkan bisa aja sampai kepikiran seperti... Seandainya aja waktu itu temenan aja... atau Seandainya aku ga pernah aja ketemu dia...

 Alhamdulillah, semua itu udah aku lewati dengan normal dan wajar.
Ga pakai drama kayak dulu-dulu, Ga pakai delete all media sosyel.
Ga pakai block nomer ataupun akun lainnya. Semua tampak biasa saja.
Mungkin kita sudah sama-sama dewasa untuk memutuskan berpisah. Menjalani kehidupan masing-masing. Membiasakan diri untuk tidak menanyakan kabar. Membiasakan diri untuk tidak kepo.
Semua nampak biasa. Seperti halnya angkutan umum yang singgah dan kemudian melaju lagi.
Kadang sempat mikir. Seegois itu aku dulu sempat merasa memiliki, melabeli bahwa dia adalah milikku, berbagi kisah. Semua kisah. Berbagi kenangan bersama. Namun nampaknya akan lebih baik jika ternyata kita tak lagi melanjutkan semua itu dalam hubungan sebagai pasangan. Sama seperti angkot. Rela singgah dan nunggu kita naik untuk melaju bersama nya, hanya kita yang diangkut. Satu angkot untuk kita seorang. Untuk ego kita. Padahal akan lebih baik jika penumpang yang lain ikut melaju bersamanya. Karir, Hobi, Pekerjaan, Keluarga, Impian bahkan bsa ditinggal demi mendapatkan kepuasan ego semata.
*bentar ini aku ngomong apa yak? haahaha

Intinya, semakin dewasa kita sebenarnya semakin kita enggan memilah milih kembali. Semakin kita dewasa semakin bisa menghadapi persoalan. Semakin dewasa kita semakin menyadari bahwa kadang semua hal tidak bisa kita capai semau kita. Sesuai kehendak kita. Cita-cita, Pekerjaan, Bahkan Cinta.
Hanya bisa mengatakan pada diri sendiri bahwa,

Kamu Pantas Bahagia^^




Salam Dangdut,
Kynda


Tidak ada komentar:

Posting Komentar